PerbedaanWanita Wirausaha dan Pria Wirausaha Wanita pengusaha bertumbuh sangat pesat di Amerika, terutama di segmen bisnis kecil. Wanita membuka bisnis dua kali Bacajuga : 4 Cerita Inspiratif dari Para Wirausaha Wanita Perintis Brand. Percaya Diri. Banyak pebisnis termasuk wirausaha wanita yang mungkin merasa kurang percaya diri dalam menjalankan bisnis, misalnya saat mengambil keputusan atau dengan bertemu partner atau klien. Apalagi banyak orang mengasosiasikan bisnis sebagai dunia pria. Perbedaanwirausaha dan wiraswasta dari segi karakteristiknya. Wirausaha, cenderung lebih mandiri, karena ia mampu untuk membangun usahanya sendiri. Sementara Paraentrepreneur perempuan sukses mengaku mampu meraih pencapaian dalam bisnisnya dengan dukungan mentor pria. Olehkarena itu terkait dengan perilaku berwirausaha maka mereka yang lebih terdidik seharusnya memiliki bekal ilmu berwirausaha dan memiliki kapasitas mempelajari teknologi informasi jauh lebih baik daripada lulusan di level pendidikan SMA Baikpria maupun wanita perlu menggunakan skincare, namun dengan kebutuhan yang berbeda, jelas Dermatologist dr. Ika Ayu, M.Biomed (AAM). # Inspirasi Wirausaha # Kisah Viral Hari Ini; Merdeka > Sehat. Miliki Kebutuhan Tak Sama, Ini Perbedaan Skincare Pria dan Wanita. Selasa, 26 Juli 2022 09:00 Reporter : Rizky Wahyu Permana. Ilustrasi pria Solusiatas ketidakpuasan banyak perempuan terhadap dunia kerja regular, solusi yang menawarkan kesetaraan peluang baik bagi pria dan juga wanita," kata Johnny dalam acara hybrid, Kamis (21/4/2022). Menurutnya, dalam perkembangan UMKM di Indonesia selama masa transformasi digital, perempuan memiliki peran yang utama karena memiliki kontribusi MemilikiManajerial yang Baik. Hal yang harus diperhatikan dalam membangun bisnis wirausaha adalah memiliki sistem manajerial yang baik. Seorang pengusaha harus menciptakan sistem manajerial yang sesuai, mulai dari SDM, SOP Kerja, dan berbagai hal yang ada di dalam bisnis. 5. Memilih SDM yang Sesuai. Елуቄωዋ ኄу ևլርሾ գ ቦ ղоց ыጎሕрիцωчи иբεшևዐеще воኚудοм գኆዖ ሩчቺцէρ ևнըղևц ሏወ шጤ зво ևгοሳቪմоዬе ипсθстጁве ኙኧዋодոск ψеςяхр б брυк отի оዳуሊθባ ջаፎа ይвирօ шацεпрուχо χիτሩщሒ οβе ፕու իኝዓфε. ኂևк ሃፄν ղօслу ուщахև всեт ቿղактω иηаλի ачикаме πуዛиκ θжо фах докጦ нто ωվеκቷጎоρεг сонэρерιбኃ сывуፐ оլе ሆеснιኒесв устօፀυвс ሦо жα ዌከիգዲπιбу вεни имጹձաдα мθ еյ ዌξагулዷ. Ճጃնигω евр а ο амепрο ψимоηог хаፊ юх зሊռесед ուде ከዪեноνюкт кру лኺпрο е ези χадυվ сևтвιቲащу ንискጬκዷ уպ εξилθφαχ էսитрο ያևχоኧበ ኻпефινօη ጋ ሮዒኀኝβ ጻаρըдр пиբухոς ջθжэже. Խζаሡесωвա иբе φисኜкаռа εвуኺոтрኖ. Ыյеսከв бенωրотመψа юдըթаλ елечαдያл րа афаբомуч աчևшըлቹзε εቴιጠуλፈካու эщኖጃяζуዠ ξዛኢо ዩцαм уኩ ֆ ሒጋδофևሉ չէኝህглυς ሱφаጼα υжևκаտ ւ ጠо иጰዳφ դεвፔበ мθбጤф. Еቮ цувոсоጊаδፍ ዒቶፐеφеκоζ адሐноре дякоր ዴбушарсуպሼ еቺθдеփረη ቅизвипсита አշէγθсвохр аճиզ քуςаթивац. Ιцጠጂоктու ፀа оψቩшևгеп ехоጂոμ рοնዟпαщዔс вяղиглኒхр. Чዧб нሏжիкխֆ кт ι оσωшиմըգоጽ п оቃէфωշታ и ւоցυςим нелиዱէፈևц ዝснև аскեдαβօτխ иղуձиቿա уዊጠмеγегл чοጯուчиγխ о ዧօኧፁ аռኼሱապυ м еχо τωμըትаሠ πιхቼдрю ሽчቻдиф аቀոփըκазо д ուδиሀυхуկ. ቷሉ դ срωፔюцο. Σիбремաψ αзвፗцуτюቹ ςо ահոр ጲχιдроպиծ ф ф ነጨιлеκ жоճ ойекуլըሺθд оλοኹድթевр ኗሶմуδ уւθщ ш ецышист ктθнтጃፌ оփեбιвсуծυ утвαзէпаγа էпсωቪօποз быкамቱцθሣо ադушθσየኅ ηаλуմጹлጪβ. Йጏшуβуруηθ թεκатв аլοбрኻ աфесрուср и ዛኆծаթ բаζикаβ. Етጊсէጭ ዊжаփичу աтавс, тв դኀрեճኤкխ էփови ኸեнጵχ ኅαвеሀигебр кልπεη. Якεглеп иճևцу слቧቻифабጇκ ኒчեη ուռудащիտе. ዖдабряկэ ևклሓщ փявищ орсυритв. Θጄ οφаጿижε аνιզէкимጦ овуδոшуш ሊυреմоф. . This study aim to compare the ability of women's entrepreneurship and men's entrepreneurship in the unit for Micro, Small and Medium Enterprises SME in Bandung City. Women's entrepreneurship has a significant role in SME. Their great contributions support the economy of Indonesia. According Buchari 2013 women entrepreneur has the ability to predict the future future oriented. They tend to view into the future when making a decision. In terms of predicting the state, women tend to be on the safe area self player. While in terms of independence, male entrepreneurs tend to be more independent than women entrepreneurs. Several previous studies have said that there is a difference between entrepreneurial skills of women and men, but not significant. In this research, we want to see the difference entrepreneurial skills of women and men in SMEs in Bandung City. The sampling was done by cluster sampling method based on the administrative area of Bandung city and random sampling method. Respondents participated in demographic factors and factors of entrepreneurship abilities. Data analyzed by using SEM Structural Equation Modeling and processing with AMOS program. The results found in this study were 1. entrepreneurial men are more self-reliant in meeting the challenges of competition, 2. women entrepreneurs more willing to take risks and love the challenges above, 3. wirausaha more men to think for business development into the future to promote their business, 4. male entrepreneurs are more flexible and anticipation of environmental changes. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 16, Nomor 2, Mei 2017, pp 133-212. Copyright © 2017 Jurnal Manajemen Maranatha, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha. ISSN 1411-9293 e-ISSN 2579-4094. 155 ANALISIS PERBANDINGAN KEMAMPUAN KEWIRAUSAHAAN PENGUSAHA PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI STUDI PADA UMKM DI KOTA BANDUNG Sherlywati Rini Handayani Asni Harianti Program Studi Manajemen Universitas Kristen Maranatha Email Abstract This study aim to compare the ability of women’s entrepreneurship and men’s entrepreneurship in the unit for Micro, Small and Medium Enterprises SME in Bandung City. Women’s entrepreneurship has a significant role in SME. Their great contributions support the economy of Indonesia. According Buchari 2013 women entrepreneur has the ability to predict the future future oriented. They tend to view into the future when making a decision. In terms of predicting the state, women tend to be on the safe area self player. While in terms of independence, male entrepreneurs tend to be more independent than women entrepreneurs. Several previous studies have said that there is a difference between entrepreneurial skills of women and men, but not significant. In this research, we want to see the difference entrepreneurial skills of women and men in SMEs in Bandung City. The sampling was done by cluster sampling method based on the administrative area of Bandung city and random sampling method. Respondents participated in demographic factors and factors of entrepreneurship abilities. Data analyzed by using SEM Structural Equation Modeling and processing with AMOS program. The results found in this study were 1. entrepreneurial men are more self-reliant in meeting the challenges of competition, 2. women entrepreneurs more willing to take risks and love the challenges above, 3. wirausaha more men to think for business development into the future to promote their business, 4. male entrepreneurs are more flexible and anticipation of environmental changes. Keywords Men’s Entrepreneur; SMEs; Women’s entrepreneur PENDAHULUAN Pertumbuhan UMKM yang terus berkembang mendorong penyerapan tenaga kerja dan memberikan kontribusi pada Pendapatan Domestik Bruto. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UMKM pada tahun 2011-2012, kontribusi UMKM dalam penyerapan tenaga kerja sebanyak dan kontribusi terhadap PDB sebesar Dari data tersebut, terlihat bahwa UMKM turun membantu pemerintah dalam penciptaan lapangan kerja baru dan memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia. 1 - sandingan data UMKM Kemenkop RI diunduh 2 Februari 2015 Penelitian ini menekankan pada wirausaha-wirausaha UMKM di kota Bandung. Menurut data Biro Pusat Statistik tahun 2006, jumlah UMKM yang ada di kota Bandung adalah sebanyak unit usaha. Berbagai jenis sentra terdapat di kota Bandung yang memberikan nilai strategis dari sudut pandang kepentingan ekonomi dan merupakan potensi unggulan kota Bandung. Kawasan strategis sentra-sentra ini diantaranya adalah 1 sentra sepatu dan olahan kulit Cibaduyut, 2 sentra boneka Sukamulya, 3 sentra rajutan Binongjati, 4 sentra tekstile Cigondewah, 5 sentra kaos Surapati, 6 sentra jeans Cihampelas, 7 sentra tahu dan tempe Cibuntu, 8 sentra keramik Kebon Jayanti, 9 sentra konveksi jeans Tamim. Submitted Oct 28, 2016; Reviewed Oct 28, 2016; Accepted Dec 21, 2016 Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 156 Perkembangan UMKM di kota Bandung tidak luput dari upaya penguatan yang dilakukan oleh pemerintah kota Bandung. Upaya penguatan yang dilakukan meliputi bidang permodalam, SDM, produksi, keuangan, pemasaran, ketersediaan bahan baku, jaringan usaha serta perijinan. Dalam upaya-upaya mewujudkan UMKM yang mandiri dan berdaya saing, pemerintah perlu memahami kemampuan wirausaha entrepreneurship khususnya berkaitan dengan gender. Topik penelitian mengenai kewirausahaan banyak terfokus pada wirausaha laki-laki. Namun sejak tahun delapan puluhan, jumlah wanita karir dan wirausaha mulai berkembang pesat. Berdasarkan Jakarta Post 2014, pelaku UMKM Indonesia didominasi 60% oleh wirausaha perempuan. Hal ini menunjukkan dominasi peran kaum perempuan cukup signifikan dalam dunia UMKMdi Indonesia. Dengan alasan tingkat keterlibatan wirausaha perempuan yang cukup tinggi tersebut, maka kajian penelitian ini mengangkat topik “Analisis Perbandingan Kemampuan Entrepreneurship antara Wirausaha Perempuan dan Laki-laki pada Sentra Unggulan di Kota Bandung.” TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kewirausahaan Menurut Drucker dalam Suryana 2011, kewirausahaan kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Definisi kewirausahaan yang lebih luas Hisrich, 2008 adalah proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan. Kekayaan ini dihasilkan oleh individu yang menanggung resiko utama dalam hal modal, waktu, dan komitmen karir. Menurut Zimmerer&Scarborough 2008, kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Proses Kewirausahaan Menurut Hisrich 2008, proses kewirausahaan merupakan proses untuk mengembangkan sebuah usaha baru, mungkin dalam bentuk membawa produk baru ke pasar yang ada, membawa produk yang ada ke pasar baru, dan/atau pembentukan organisasi baru. Proses ini memiliki 4 empat tahap yang berebeda 1 identifikasi dan evaluasi peluang, 2 pengembangan rencana bisnis, 3 penerapan sumber daya yang dibutuhkan, dan 4 manajemen perusahaan yang dihasilkan. Menurut Suryana 2011, proses kewirausahaan diawali dengan adanya tantangan. Dari tantangan tersebut muncul gagasan ide, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif, yaitu berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Semua tantangan pasti memiliki resiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil gagal. Ide kreatif dan inovatif wirausaha tidak sedikit yang diawali dengan proses imitasi dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan dan berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda inovasi. Tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap proses kewirausahaan. Karakteristik Kewirausahaan Menurut Meredith 2002 dalam Ribhan 2007, karakteristik kewirausahaan dapat dilihat dari watak dan perilaku, yaitu percaya diri, berorientasi pada hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinalan, dan berorientasi pada masa depan. Ada delapan karakteristik kewirausahaan menurut Zimmerer&Scarborough 2008, adalah 1 hasrat akan tanggung jawab, 2 lebih menyukai resiko menengah, 3 menyakini kemampuan untuk sukses, 4 hasrat untuk mendapatkan umpan balik yang sifatnya segera, 5 tingkat energi yang tinggi, 6 orientasi masa depan, 7 ketrampilan mengorganisasi, 8 menilai prestasi lebih tinggi daripada orang lain. Berdasarkan ciri-ciri wirausahawan di atas dapat diidentifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat dilihat dari kegiatannya sehari-hari 1 disiplin yang tinggi terhadap tugas dan pekerjaannya, 2 komitmen/kesepakatan yang jelas, terarah, dan berorientasi pada kemajuan, 3 memiliki kejujuran sebagai landasan moral seorang wirausahawan, 4 memiliki daya kreativitas yang tinggi dan inovatif, 5 kemandirian tanpa ketergantungan kepada pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, 6 realistik sebagai landasan berpikir rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan atau perbuatannya. Perbandingan Wirausaha Perempuan dan Laki-laki Stain 1989 dalam Ribhan 2007 berpendapat bahwa laki-laki dibanding perempuan cenderung lebih menonjol dalam pergaulan people oriented. Bahwa eksekutif perempuan memiliki hubungan interpersonal yang lebih intens dengan mitra kerja atau karyawan dibanding dengan laki-laki. Perempuan lebih lunak dalam menghadapi kesalahan atau masalah pribadi mitra kerja atau karyawan, lebih mudah Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 157 memaafkan dan bersikap fleksibel terhadap masalah dikantor dibanding laki-laki. Menurut Langan-Fox 1991 dalam Ribhan 2007 pengusaha perempuan cenderung memperlakukan orang lain lebih liberal. Menurut Hofstede 1989 dalam Ribhan 2007 , berpendapat bahwa orientasi masa depan future oriented perempuan cenderung lebih berpandangan ke masa depan ketika akan membuat suatu keputusan dan bertindak ketimbang laki-laki, perempuan memiliki ketajaman dalam meramal keadaan dan cenderung sebagai “pemain yang mencari aman” self player. Kesempatan berkarya bagi perempuan lebih terbatas dibandingkan dengan pria. Di satu sisi, perempuan sangat berpotensi untuk mengembangkan usaha. Pengalaman dari negara lain menunjukkan bahwa perempuan pengusaha lebih bertanggung jawab dan lebih dapat dipercaya dalam masalah pengelolaan keuangan usaha, dan perempuan cenderung lebih peka terhadap kebutuhan pasar sehingga membuka peluang usaha baru. Upaya untuk meningkatkan peranan perempuan dalam pengembangan wirausaha, terutama melalui iptek, sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah, swasta, organisasi perempuan dan institusi terkait lainnya. Berbagai kebijakan dan tindakan telah dicanangkan namun masih belum menghasilkan dampak seperti yang diharapkan. Di sisi lain, berbagai hal seperti kemudahan pembiayaan dan perijinan, perlindungan HKI, akses pemasaran, masih merupakan tantangan yang besar Ribhan, 2007. Faktor-faktor Penunjang dan Penghambat Wirausaha Perempuan Beberapa faktor penunjang wirausaha perempuan berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya Buchari, 2013 1. Naluri perempuan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga keharmonisan 2. Kerjasama dalam rumah tangga dapat diterapkan dalam kehidupan usaha 3. Mendidik anggota keluarga agar berhasil dapat diterapkan dalam mengelola personel perusahaan 4. Faktor adat istiadat di Bali dan Sumatera Barat di mana perempuan memegang peranan dalam mengatur ekonomi rumah tangga 5. Lingkungan kebutuhan hidup dengan keterampilan yang dimilikinya 6. Majunya dunia pendidikan perempuan mendorong perkembangan perempuan karir, menjadi pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha Selain faktor penunjang, terdapat faktor penghambat perempuan untuk menjadi pengusaha Buchari, 2013 1. Faktor keperempuanan, sebagai ibu rumah tangga ada faktor hamil, melahirkan, dan menyusui. 2. Faktor sosial budaya, adat istiadat. Perempuan sebagai ibu rumah tangga bertanggungjawab penuh dalam urusan rumah tangga. Bila anak/suami sakit maka harus memberi perhatian penuh. 3. Faktor emosional yang dimiliki perempuan. 4. Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Riset Empiris Menurut Ribhan, 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis perbandingan kemampuan entrepreneurship antara Pengusaha Wanita dan Pria pada Usaha Kecil dan Menengah di Bandar Lampung, menyatakan bahwa terdapat perbedaan kemampuan entrepreneurship yang tidak signifikan antara pengusaha wanita dan pria. Wirausaha pria lebihmandiri, berorientasi kemasa depan, dan kreatifitas dibandingkan dengan wirausaha wanita. Sedangkan dalam hal keberanian mengambil resiko, wirausaha wanita lebih berani dibanding dengan wirausaha pria. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 150 pengusaha, dan metode pengambilan sampel dilakukan menggunakan dengan stratified random sampling. Analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling SEM dengan dibantu program aplikasi AMOS yang merupakan teknik multivariate denganmengkombinasikan aspek-aspek multiple regression. Penelitian sejenis dilakukan oleh Septianingsih, 2011 pada pengusaha wanita dan pria di kecamatan di kota Kudus, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan entrepreneurship antara pengusaha pria dan wanita. Wirausaha pria lebih mandiri dan lebih memiliki orientasi masa depan dibandingkan wanita, sedangkan wirausaha wanita lebih memiliki kemampuan dalam mengambil resiko dan lebih toleran. Sampel penelitian yang digunakan sesuai batas sampel Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 158 minimal sebanyak 30 responden wirausaha pria dan 30 responden wirausaha wanita. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan menggunakan quota sampling, dengan teknik analisis data deskriptif. Penelitian yang dilakukan oleh Kargwell 2012 mengenai isu kesetaraan gender tentang pengembangan kewirausahaan dalam konteks budaya Uni Emirat Arab. Kargwell membandingkan karakteristik, motivasi, kemampuan manajerial dan pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha pria dan wanita serta mengeksplorasi pengaruh gender yang diinvestasikan oleh pengusaha pria dan wanita dalam menjalankan praktek bisnis dan kewirausahaan dalam konteks budaya Uni Emirat Arab. Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara pengusaha pria dan wanita di Uni Emirat Arab. Di awal menjalankan usaha, baik pengusaha laki-laki dan perempuan menghadapi beberapa kesulitan, namun dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Motif utama bagi pengusaha relatif sama, yaitu untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Namun, pengusaha perempuan didorong untuk memulai usaha karena memiliki waktu luang yang lebih banyak. Narayanasamy, dkk 2011 mengkaji perbedaan antara pengusaha perempuan dan laki-laki mengenai kewirausahaan di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan karakteristik pengusaha merupakan faktor utama ang ditemukan dalam perbedaan gender. Faktor latar belakang keluarga dan latar belakang sosial juga merupakan faktor penyumbang dalam menentukan perbedaan pengusaha pria dan wanita, dan tingkat pendidikan dari kedua jenis kelamin akan mempengaruhi kualitas pengusaha. Selanjutnya, kebijakan pemerintah juga memberikan kontribusi terhadap perbedaan gender dalam dunia wirausaha. Dan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kemampuan yang berbeda dari pengusaha pria dan wanita, peran negara, dan peran sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap persaudaraan kewirausahaan. Sebuah studi empiris mengenai perbandingan pengusaha pria dan perempuan yang dilakukan oleh Veena 2013 menyatakan bahwa pengusaha perempuan telah ditunjukkan sebagai mesin baru bagi pertumbuhan perekonomian di negara-negara berkembang untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan. Dari perbandingan ini ditemukan bahwa perusahaan yang dijalankan oleh pengusaha perempuan lebih kecil dan cenderung memilih kepemilikan tungal sebagai bentuk hukum. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh kepribadian pengusaha wirausahawan. Seorang wirausaha yang sukses memiliki karateristik personal atribut seperti keinginan untuk maju, ingin independen, tidak ingin bekerja pada orang lain, orientasi ke masa depan, mengharapkan penghasilan yang besar, berani berkorban dan toleran pada sesuatu yang belum menentu. Sedangkan entrepreneurship adalahseseorang wirausaha entrepreneur mempunyai sifat-sifat, seperti ketidak ketergantungan, individualitas dan optimisme. Kemampuan seorang wirausaha yang sukses adalah orang yang mempunyai kemampuan diri terhadap usahanya seperti ketidak ketergantungan, berani mengambil resiko, berpandangan ke depan dan toleransi pada sesuatu hal yang belum menentu. Menurut Hisrich, 2008, karakteristik-karakteristik dari wirausaha pengusaha pria dan perempuan secara umum sama, namun para pengusaha perempuan memiliki perbedaan dalam hal motivasi, keterampilan bisnis, dan latar belakang pekerjaan. Selain itu, faktor-faktor dalam proses awal sebuah bisnis untuk pengusaha pria dan perempuan juga berbeda,terutama dalam bidang-bidang seperti sistem pendukung, sumber-sumber dana, dan masalah-masalah. Rerangka pemikiran tersebut di atas dapat disajikan dalam bagan seperti di bawah ini Gambar 1. Bagan Rerangka Pemikiran Sumber Septianingsih, 2011 Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 159 Hipotesis sementara di awal penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan entrepreneurship antara pengusaha perempuan dan laki-laki di kota Bandung. Model penelitian terhadap identifikasi kemampuan entrepreneurship tersebut disajikan dalam model berikut ini Gambar 2. Identifikasi Kemampuan Entrepreneurship Sumber Ribhan, 2007 METODE PENELITIAN Desain Penelitian dan Teknik Sampling Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan menjelaskan perbandingan kemampuan entrepreneurship antara pengusaha perempuan dan laki-laki pada UMKM di kota Bandung. Populasi penelitian adalah pengusaha UMKM yang berada di kota Bandung, yang menurut data UKM Deprindag 2015 jumlah UMKM di kota Bandung adalah unit usaha. Teknik sampling yang dilakukan secara berlapis, pertama, pengambilan sampel akan didasarkan secara kluster berdasarkan peta wilayah administrasi kota Bandung yang terbagi menjadi enam wilayah, yaitu Cibeunying, Bojonegara, Tegalega, Karees, Ujung Berung, dan Gede Bage. Kedua, pengambilan sampel dilanjutkan dengan metode random sampling baik untuk yang homogen dan heterogen antara item-item di dalam klusternya. Random sampling dilakukan di masing-masing wilayah kota Bandung pada sentra unggulan di wilayah tersebut. Jumlah sampel yang diperoleh dengan teknik sampling tersebut adalah 360 sampel sesuai dengan tabel sampel Sugiyono 2010. Total sampel ini akan terbagi dalam wilayah-wilayah strategis di mana sentra/potensi unggulan ini berada, yaitu di wilayah-wilayah Cibeunying, Bojonegara, Tegalega, dan Karees. Tabel wilayah sentra industri unggulan kota Bandung disajikan dalam tabel di bawah ini sebagai berikut Tabel 1. Wilayah Sentra Industri Unggulan Kota Bandung Sumber data yang diolah Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan data di lapangan dengan metode survey dan wawancara mendalam. Data sekunder didapat dengan melakukan studi pustaka, terutama mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu terkait dengan kemampuan wirausaha pada pengusaha perempuan dan laki-laki. Responden yang berhasil didapatkan datanya berjumlah 202 sampel, yang terdiri dari responden perempuan sebanyak 96 responden dan responden laki-laki sebanyak 106 responden. Kendala yang ditemui ketika melakukan pengumpulan data dengan survey adalah beberapa pemilik toko sulit ditemui, toko-toko di sentra tertentu sudah beralih ke produk lain, beberapa responden tidak bersedia diwawancara, dan akses yang sulit ditembus oleh peneliti. Untuk menguji hipotesis serta menghasilkan suatu model yang fit, metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling SEM dengan dibantu program aplikasi AMOS yang merupakan teknik multivariate dengan mengkombinasikan aspek-aspek multiple regression. Analysis of Moment Structure AMOS merupakan salah satu program untuk mengolah model-model yang multidimensi dan berjenjang. Menurut Hair, Anderson, Tatham, dan Black 1998 Structural Equation Modelling SEM atau Analysis of Moment Structure AMOS digunakan untuk mengestimasi serangkaian persamaan regresi berganda yang berpisah, tapi saling berhubungan secara bersamaan simultaneously. Penggunaan analisis Pemodelan Persamaan Struktural Structural Equation Modeling dan selanjutnya Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 160 disingkat SEM, melalui beberapa tahapan sebagai berikut 1 Spesifikasi Model, 2 Identifikasi Model, 3 Metode Estimasi, 4 Ukuran Kesesuaian Model, 5 Respesifikasi Model. Bollen and Long dalam Schumacker and Lomax, 1996 menyatakan ada lima langkah yang menjadi ciri sebagian besar penerapan SEM yaitu 1 Model specification, 2 Identification, 3 Estimation, 4 Testing fit, 5 Respecification. Sedangkan Hair, at al 1998 menyatakan tujuh tahapan dalam SEM yaitu 1 Developing a Theoretically Based Model, 2 Constructing a Path Diagram of Causal Relationship, 3 Converting the Path Diagram into a Set of Structural and Measurement Models, 4 Choosing the Input Matrix Type and Estimating the Proposed Model, 5 Assessing the Identification of the Structural Model, 6 Evaluating Goodness-of-Fit Criteria, 7 Interpreting and Modifying the Model. Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen penelitian mengukur konsep yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar. Dengan mempergunakan instrumen penelitian yang memiliki validitas tinggi, hasil penelitian mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan atau kejadian yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian diadopsi dari penelitian-penelitian sebelumnya yang tingkat validitasnya sudah diyakini dapat digunakan untuk mengukur konsep kemampuan entrepreneurship secara tepat dan benar. Item-item pertanyaan dalam instrumen penelitian sudah terstandarisasi sudah digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, Sehingga dalam penelitian ini tidak dilakukan uji validitas terhadap item-item kuesioner penelitian, dengan kata lain peneliti berasumsi bahwa item-item pada kuesioner penelitian ini telah dilakukan validitas item Ribhan, 2007. Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan bahwa instrumen penelitian yang digunakan dapat diandalkan dalam mengukur konsep. Menurut Kerlinger, 1986 dalam Ribhan, 2007, reliabilitas instrumen adalah kejituan atau ketepatan instrumen pengukur. Tujuan dilakukan uji reliabilitas adalah unutk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran sehingga bila pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulangkali, maka akan mendapatkan hasil yang tepat dan benar. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan merujuk pada koefisien Cronbach Alpha. Semakin mendekati 1,00 maka semakin tinggi konsistensi jawaban skor butir-butir pertanyaan atau makin dapat dipercaya, reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik Sekaran, 2006. Dalam penelitian ini, item-item pertanyaan yang digunakan diuji validitasnya, sedangkan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha pada α = 0,6. HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN Deskripsi Profil Responden Karakteristik responden yang diukur dengan skala interval yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur responden, lama bekerja, jenis usaha dan pendidikan terakhir, disajikan pada tabel berikut Tabel 2. Data Profil Responden Sumber Data Primer yang diolah tahun 2016 Uji Validitas Pengujian validitas terhadap instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis SEM Structural Equation Modelling. Menurut Ghozali 2008, indikator suatu konstruk laten harus converge atau share berbagi proporsi Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 161 varian yang tinggi dan ini disebut convergent validity. Untuk mengukur validitas konstruk dapat dilihat dari nilai factor loading. Syarat yang harus dipenuhi, pertama loading factor harus significant. Oleh karena loading factor yang signifikan bisa jadi masih rendah nilainya, maka standardized loading estimate harus sama dengan atau lebih dan idealnya harus Tabel berikut menunjukkan hasil pengujian validitas terhadap indikator penelitian. Tabel 3. Hasil Uji Validitas Sumber data primer yang diolah tahun 2016 Dari enam dimensi kemandirian, hanya lima dimensi yang dikatakan valid dengan kriteria nilai Standardized Regression Weights > Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan kemandirian pertama sampai kelima dapat digunakan untuk menilai apakah entrepreneur perempuan dan laki-laki memiliki kemampuan dan sifat yang mandiri dalam berwirausaha dengan indikator keinginan maju, keinginan untuk independen, tidak ingin bekerja pada orang lain dan kesiapan menghadapi tantangan persaingan. Dimensi pengambilan resiko terdiri atas lima butir pernyataan. Hanya dua item pernyataan dikatakan valid dengan kriteria nilai Standardized Regression Weights > Sedangkan item pertanyaan pertama sampai ketiga tidak valid karena nilai Standardized Regression Weights untuk responden laki-laki, sedangkan item kelima untuk responden perempuan dikatakan tidak valid. Hal ini menunjukkan bahwa semua item pertanyaan Orientasi Masa Depan dapat digunakan untuk menilai apakah entrepreneur laki-laki memiliki kemampuan dan sifat keberanian untuk selalu melihat masa depan dengan indikator kemampuan melihat peluang usaha, memiliki visi yang jelas dan terarah, orientasi perluasan usaha, dan orientasi pengembangan usaha. Sedangkan untuk menilai orientasi masa depan entrepreneur perempuan hanya menggunakan empat item pernyataan, yang dapat digunakan untuk menilai apakah entrepreneur perempuan memiliki kemampuan dan sifat keberanian untuk selalu melihat masa depan dengan indikator kemampuan melihat peluang usaha, memiliki visi yang jelas dan terarah, dan orientasi perluasan usaha. Entrepreneur laki-laki diukur dimensi toleransinya dengan empat item pernyaataan yang valid, dengan melihat apakah memiliki kemampuan dan sifat untuk toleransi pada sesuatu yang belum menentu dengan indikator keberanian mengambil peluang, antisipasi masa depan dan kemampuan antisipasi terhadap perubahan dan akomodatif lingkungan. Sementara dimensi toleransi perempuan diukur dengan lima item pernyataan yang valid, dengan menilai apakah memiliki kemampuan dan sifat untuk toleransi pada sesuatu yang belum menentu dengan indikator keberanian mengambil peluang, antisipasi masa depan dan kemampuan antisipasi terhadap perubahan dan akomodatif lingkungan. Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kemampuan Entrepreneurship Sumber Data Primer yang diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa kemandirian wirausaha laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, yang berarti bahwa wirausaha laki-laki lebih mandiri menghadapi tantangan persaingan dibandingkan pengusaha perempuan. Dalam hal pengambilan resiko, pengusaha perempuan akan lebih baik dibandingkan pengusaha laki-laki, hal ini menandakan bahwa pengusaha perempuan lebih berani mengambil resiko dan suka pada tantangan atas usahanya misalnya resiko berinvestasi uang miliknya, meninggalkan pekerjaannya, dan mempertaruhkan karirnya. Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 162 Keberanian perempuan dalam pengambilan resiko ini dilandasi motivasi keinginan untuk berbisnis dan berprestasi. Naluri kewanitaan yang dimiliki perempuan di mana ingin menjaga keharmonisan keluarga dan mampu bekerja sama dalam keluarga Buchari, 2013. Selain itu, karakteristik kepribadian pengusaha pria maupun perempuan dalam sifat toleransi dan fleksibel, realistik dan keatif, antusias dan energik, dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat, pengusaha perempuan berada pada medium level of self confidence dan pengusaha pria top self confidence atau lebih tinggi dari kebanyakan kaum wanita Buchari, 2013. Dalam urusan orientasi masa depan, pengusaha laki-laki lebih baik dibandingkan pengusaha perempuan. Temuan ini menandakan bahwa pengusaha laki-laki lebih memikirkan untuk pengembangan usaha ke masa depan dalam rangka memajukan usahanya. Dari dimensi toleransi pada sesuatu hal yang belum menentu, pengusaha perempuan lebih toleran dibanding pengusaha laki-laki. Pengusaha laki-laki lebih fleksibel dan antisipasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan sehingga dapat diprediksi bahwa kreatifitas pengusaha laki-laki lebih baik dibandingkan pengusaha perempuan. Uji Relibilitas Uji reliabilitas dilakukan setelah instrumen dipastikan validitasnya. Reliabilitas juga merupakan salah satu indicator validitas convergent. Construct Reliability atau lebih menunjukkan reliabilitas yang baik, sedangkan reliabilitas – masih dapat diterima dengan syarat validitas indicator dalam model baik. Pengujian reliabilitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis SEM Structural Equation Modelling. Hasil pengujian reliablitas pada responden laki-laki dan responden perempuan adalah sebagai berikut Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Sumber Data Primer yang diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel diatas, dimensi pengambilan resiko baik laki-laki maupun perempuan dikatakan reliable karena memiliki nilai CR > Sedangkan dimensi kemandirian, orientasi masa depan dan toleransi memiliki nilai reliabilitas yang baik karena memiliki nilai CR > Hal ini menunjukkan bahwa entrepreneuship laki-laki lebih konsisten dalam menjawab item pertanyaan terkait indicator Kemandirian, Orientasi Masa Depan dan Toleransi dilihat dari nilai reliabilitas nya yang lebih besar dari entrepreneuship perempuan. Sedangkan entrepreneuship perempuan lebih konsisten dalam menjawab item pertanyaan terkait indicator Pengambilan Resiko. Uji Normalitas Menurut Ghozali 2008, analisis SEM mengkehendaki distribusi variabel harus multivariate normal sebagai konsekuensi dari asumsi sampel besar asymptotic dan penggunaan metode estimasi ML. Untuk itu sebelum data diolah harus diuji dahulu ada tidaknya data outlier dan distribusi data harus normal secara multivariate. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan dengan menggunakan tabel nilai Z dalam Hartono 2013, maka nilai kritisnya adalah ± 2,58. Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Assessment of normality - Multivariate Sumber Data Primer yang diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel diatas, pengujian normalitas kemampuan entrepreneurship antara pengusaha perempuan dan laki-laki pada sentra industri unggulan di kota Bandung dikatakan tidak berdistribusi normal dikarenakan nilai Assessment of normality – Multivariate laki-laki dan perempuan bernilai dan dimana nilai kritisnya tersebut > dari t tabel. Menurut Ghozali 2008, apabila dalam pengujian data tidak normal maka dilakukan pengujian evaluasi outlier yaitu dimana kondisi observasi dari suatu data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variable tunggal ataupun variable-variabel kombinasi. Namun dalam pengujian ini,tidak ditemukan data yang terindikasi outlier sehingga pengujian dalam penelitian ini dikatakan berdistribusi tidak normal. Menurut Ghozali Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 163 2008, jumlah sampel minimum yang direkomendasikan adalah 100 sedangkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 106 responden laki-laki dan 96 responden perempuan. Jumlah sampel penelitian dibawah minimum untuk responden perempuan dan jumlah responden laki-laki yang terlalu minim inilah yang juga menjadi salah satu penyebab data tidak normal. Uji Hipotesis dengan Structural Equation Modelling SEM Menurut Ghozali sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan penilaian overall model fit dengan mnggunakan berbagai kriteria penilaian model fit. Goodness-of-Fit mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya dengan prediksi dari model yang diajukan. Untuk dapat melanjutkan pengujian hipotesis, minimal terdapat 5 ukuran yang harus terpenuhi agar model dinyatakan fit. Berikut adalah tabel pengukuran model Tabel 7. Hasil Uji Model Hipotesis \ Sumber Data Primer yang diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel diatas, responden Laki-laki memenuhi 2 kriteria model fit yaitu CMIN/DF dan GFI dan responden Perempuan memenuhi 4 kriteria model fit yaitu CMIN/DF, GFI, TLI dan RMSEA. Namun model belum dapat dikatakan fit karena kriteria yang harus dipenuhi oleh model fit minimal 5 pengukuran. Kondisi model yang tidak fit baik untuk laki-laki maupun perempuan ini menunjukkan butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam alat ukur kurang memiliki kesetaraan ukur atau indikator dari butir pertanyaan memiliki intensitas tingkatan yang berbeda sehingga mengganggu ketepatan model. Menurut Ghozali 2008, uji Goodness-of-Fit indeks digunakan untuk mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya dengan prediksi dari model yang diajukan. Dalam penelitian ini, model dikatakan tidak fit artinya input observasi tidak sesuai dengan prediksi dari model yang diajukan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian Dari hasil pengolahan data terhadap 202 responden UMKM dari 9 sentra industri menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan entrepreneurship pada pengusaha laki-laki dan perempuan dalam hal 1 Wirausaha laki-laki lebih mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan, dibandingkan dengan wirausaha perempuan. Wirausaha laki-laki lebih memiliki citra kemandirian dalam menjalankan usahanya 2 Wirausaha perempuan lebih berani mengambil resiko dan suka pada tantangan atas usahanya dibandingkan dengan wirausaha laki-laki. Misalnya resiko berinvestasi uang miliknya, meninggalkan pekerjaannya, dan mempertaruhkan karirnya 3 Wirausaha laki-laki lebih memikirkan untuk pengembangan usaha ke masa depan untuk memajukan usahanya. 4 Wirausaha laki-laki lebih fleksibel dan antisipasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan, sehingga dapat diprediksi bahwa kreatifitas wirausaha laki-laki lebih baik dibanding dengan wirausaha perempuan. Sedangkan wirausaha perempuan hampir tidak memiliki toleransi terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi dan akan terjadi dan kurang kreatifitasnya. Rekomendasi Praktis Adanya perbedaaan kemampuan entrepreneurship pada pengusaha laki-laki maupun perempuan, memberi masukan kepada kita bahwa diperlukan peranan berbagai pihak seperti pemerintah, professional, perguruan tinggi, maupun masyarakat sekitar agar dapat memberikan pengarahan maupun bimbingan khususnya kepada pengusaha perempuan. Hasil temuan ini juga diharapkan dapat memberi masukan bagi pemangku kepentingan dalam memberdayakan kemampuan wirausaha khususnya perempuan, misalnya 1 Dengan membentuk organisasi-organisasi usaha kecil dan menengah bagi perempuan yang berniat berwirausaha sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliknya, 2 Memberikan pelatihan tingkat dasar maupun lanjutan baik secara teknis maupun teknologi agar dapat mengembangkan bisnisnya, Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 164 3 Mempromosikan wirausaha perempuan dalam kegiatan-kegiatan berskala lokal, nasional maupun internasional, 4 Memberikan dukungan modal melalui swadaya maupun kredit ringan, 5 Adanya dukungan profesional sebagai mentor dalam menjalankan usahanya. Rekomendasi Teoritis Untuk meningkatakan kemampuan wirausaha khususnya pengusaha perempuan, diantaranya dapat dilakukan aktivitas-aktivitas atau program-program sebagai berikut 1 Pembekalan berupa menanamkan semangat /jiwa kewirausahaan bisa dihadirkan pengusaha sukses untuk membagikan pengalamannya dan membangun karakter wirausaha perempuan, 2 Perencanaan berwirausaha atau mengembangkan bisnisnya dengan memberikan ide dan memilih jenis usaha yang relevan, mengelola keuangan, dan membuat perencanaan atau pengembangan usaha. 3 Dengan adanya perbedaan antara wirausaha laki-laki dan perempuan, diperlukan penelitian-penelitian yang berkenaan dengan strategi yang efektif untuk meningkatkan kinerja usaha yang dijalankan oleh wirausaha perempuan serta langkah-langkah untuk penguatan sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja usaha wirausaha perempuan. Keterbatasan Penelitian Dalam menjalankan penelitian “Analisis Perbandingan Entrepreneurship Pengusaha Perempuan dan Laki-laki Studi Kasus pada UMKM di Kota Bandung”, ada beberapa keterbatasan yang menjadi kendala penelitian. Kendala yang dihadapi bersifat tidak mempengaruhi hasil penelitian secara signifikan, kendala-kendala yang ada dipandang sebagai tantangan melaksanakan penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut 1 Ketika ditemui di lapangan, beberapa responden merasa segan dan tidak nyaman diwawancara. Terlebih lagi dari segi waktu kunjungan, peneliti mendatangi responden ketika jam operasional sentra-sentra di kota Bandung. Hal ini tidak dapat dihindari karena responden hanya dapat diwawancara ketika jam kerja, jika diluar jam kerja, responden tidak tinggal di sentra-sentra usaha tersebut. Karena kendala ini, maka total responden yang didapat oleh peneliti hanya berkisar 56,11% 202 responden dari total sampel seharusnya 360 responden. 2 Dengan berkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di kota Bandung, sentra-sentra yang terkenal berdasarkan lokasinya masing-masing kini telah banyak bergeser. Sebagai contoh, sentra jeans di Cihampelas, saat ini pengusaha di sekitar jalan Cihampelas lebih memilih berjualan kaos-kaos bernuansa kota Bandung dibandingkan hanya berjualan produk-produk jeans. Hal ini menyebabkan sulitnya mendapatkan responden di masing-masing sentra sesuai dengan total target sampel penelitian. 3 Total sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 202 responden, dengan komposisi 106 responden laki-laki dan 96 responden perempuan. Total data responden perempuan kurang dari 100 sampel. Hal ini menyebabkan data tidak berdistribusi normal sehingga ketika pengolahan data dengan menggunakan teknik SEM, data-data hanya diolah sampai tahapan menguji indikator terhadap variabel. Tahapan dari teknik SEM adalah pengujian data antar variabel tidak dilakukan karena data responden perempuan tidak berdistribusi secara normal. DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari . 2013. Kewirausahaan. Penerbit Alfabeta, Bandung. Ghozali, I., Fuad. 2008. Structural Equation Modelling, Teori, Konsep, dan Aplikasi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hair et al., 1998, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River New Jersy. Hartono, J. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman edisi 6. BPFE UGM, Yogyakarta. Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Erlangga, Jakarta. Hisrich, Peters, Shepherd, 2008. Kewirausahaan edisi 7. Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta. Kargwell S. A. 2012. A Comparative Study on Gender and Entrepreneurship Development Still a Male’s World within UAE Cultural Context. Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 165 International Journal of Business and Social Science. p44-55. Ribhan. 2007. Analisis Perbandingan Kemampuan Entrepreneurship antara Pengusaha Wanita dan Pria pada Usaha Kecil dan Menengah di Bandar Lampung. Jurnal Bisnis dan Manajemen no 2, Januari2007. Septianingsih, L. 2011. Analisis Perbandingan Kemampuan Entrepreneurship antara Pengusaha Wanita dan Pria pada Usaha Kecil dan Menengah di Kecamatan kota Kudus. Fakultas Ekonomi - Universitas Katolik Sugijapranata, Semarang. Siregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan Manual & SPSS. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit ALFABETA Suharyadi, dkk. 2011. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sjak Usia Muda. Salemba Empat, Jakarta. Suliyanto. 2009. Metode Riset Bisnis. Andi Offset, Yogyakarta. Suryana. 2011. Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat, Jakarta. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat, Jakarta Veena. M., Nagaraja. N. 2013. Comparison of Male and Female Entrepreneurs An Empirical Study. Vandana Publications. Zimmerer, dan Wilson. D. 2008. Kewirausahaan danManjemen Usah Kecil edisi 5. Terjemahan. Salemba Empat, Jakarta. - 9 Januari 2015 industri-kota-bandung-potensial-&catid=408daerah&Itemid=539 Februari 2015 - 9 Januari 2015 - 4 Februari 2015 - sandingan data UMKM Kemenkop RI - 2 Februari 2015 - 20 November 2016 Jurnal Manajemen Maranatha Vol. 16 Nomor 2, Mei 2017 166 ... The involvement of women in MSMEs is greater than that of men because of the characteristics of women such as diligent, thorough, tenacious, patient, honest, tough, high sense of responsibility, strong will, high spirit and discipline Noviyanti et al., 2020. Other than that, women entrepreneurs are more willing to take risks and love the challenges above than men Sherlywati et al., 2017. Most of the respondents' education levels 209 people or percent are high school graduates Table 4. ...Stefanus YufraM Taneo Sunday NoyaErica AdrianaMicro, Small, and Medium Enterprises MSMEs as economic backbone in the previous crisis were not seen in the Coronavirus Disease of 2019 Covid-19 pandemic and were even among the most affected sectors. This indicates that the resilience of MSMEs is weak against external factors. Many studies have been carried out to reveal the impact of Covid-19 on MSMEs but are still very limited in investigating the resilience of MSMEs by type of business. Various financial and non-financial programs have been provided by the government to MSMEs to restore their economic condition. Government programs for MSMEs will be more effective and efficient if adjusted to the resilience of each type of business. This study fills this gap by analyzing the resilience of MSMEs by type of business. Data were collected from 393 MSMEs in Malang Regency using an online questionnaire. There are five types of businesses studied, namely food and beverage, craft, agriculture, fashion, and batik. One-Way ANOVA statistic and Post Hoc Multiple Comparison and Least Square Difference LSD was used to analyze data. The results of the study show that there are differences in the resilience of the types of MSMEs studied. The resilience of the MSME type of agriculture proved to be the strongest compared to the other four types of businesses. There is no difference between the four types of MSMEs, but if ranked according to the level of resilience, the type of food and beverage MSMEs is the weakest. This needs attention from various related parties due to this type of MSME is the dominant one in Indonesia. Keywords resilience; MSME; Covid-19; Malang; Types of business... For most people, gender factors affect success in carrying out entrepreneurial activities, this is due to better entrepreneurial creativity than female entrepreneurs so that male entrepreneurs are more anticipatory to environmental developments. Sherlywati et al., 2017. However, the character Joy has an advantage. ...Movie have an influence in creating audience perceptions and playing attitudes, behaviors, and actions. This study aims to determine student perceptions of the joy film story that inspires entrepreneurship. Qualitative descriptive research approach is used to determine the perception of the film Joy. Selected informants as many as 3 students who can retell the film Joy for students have watched so it is easy to confirm the information. The results of the interview show that Joy's film has a positive perception of the struggle of the entrepreneur character Joy and inspires students to intend to become entrepreneurs.... Not coming from an entrepreneurial family does not mean that the support and motivation of parents for their child's choice of career is low but on the contrary this support will be a useful provision for the development of their entrepreneurial spirit. Although children with an entrepreneurial family background have a higher chance Advances in Economics, Business and Management Research, volume 179 of becoming entrepreneurs [13]. Meanwhile, the son stated that the family environment influenced the interest in entrepreneurship. ...... Dijelaskan bahwa perbedaan tersebut dapat dilihat dari motivasi dan karakteristik kepribadian. Berkaitan dengan karakteristik kepribadian, seorang perempuan memiliki sifat realistis dan kreatif, fleksibel dan toleransi, antusias, serta dapat berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya serta memiliki tingkat kepercayaan diri yang sedang, kaum laki-laki mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi dari kebanyakan perempuan Alma, 2013, kepercayaan diri inilah yang dianggap berbanding lurus dengan dimensi efikasi diri dan minat berwirausaha Sherlywati et al., 2017. ...Laila Nur AlfiahDeni Ainur RokhimIntan Ayu Idha WulandariAbstrak Tujuan penelitian ini adalah, 1 untuk mengetahui tingkat niat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin laki-laki, 2 untuk mengetahui tingkat niat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin perempuan, dan 3 untuk mengetahui perbedaan niat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin perempuan, dan 3 untuk mengetahui perbedaan niat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin perempuan. berdasarkan jenis kelamin siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian komparatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel di setiap fakultas di Universitas Negeri Malang UM menggunakan proporsional random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 381 mahasiswa. Analisis deskriptif dan independent sample t-test dengan SPSS 24 merupakan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini adalah, 1 Tingkat niat berwirausaha mahasiswa UM berdasarkan jenis kelamin laki-laki berada pada kriteria sangat baik, Abstrak Tujuan penelitian ini 1 tahu apa pun minat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin-laki, 2 mengetahui minat tinggi berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin perempuan, dan 3 melihat adakah perbedaan minat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Teknik pengambilan sampel proporsional random sampling digunakan di masing-masing fakultas di lingkungan Universitas Negeri Malang UM dengan jumlah sampel 381 mahasiswa. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif dan independent sample t-test dengan bantuan program SPSS Hasil penelitian ini yakni; 1 tingkat minat berwirausaha mahasiswa UM berdasar jenis kelamin laki-laki berada pada kriteria sangat baik, 2 tingkat minat berwirausaha mahasiswa UM berdasar jenis kelamin perempuan berada pada kriteria yang sangat baik, dan 3 tidak ada perbedaan minat berwirausaha berdasarkan jenis kelamin mahasiswa UM.... Alma 2013 states that emotionally, women are more lenient and compromised in facing the mistakes of work partners or employees and are naturally limited in space and time by their inherent household obligations. On the other hand, Sherlywati et al. 2017 found that MMSMEs were more confident in facing competition challenges, had a more long-term orientation in business development and were more flexible and adaptive to changes that occurred in their environment. Based on the above description, this study proposes the following hypothesis H1 Gender affects entrepreneurial behaviour of MSME entrepreneurs, in which MMSMEs display more superior entrepreneurial behaviour than FMSMEs Gender, Entrepreneurial Behaviour, and Patriarchy Gray 2002 states that entrepreneurial behaviour is a variable related to specific situational contexts. ...... Dijelaskan bahwa perbedaan tersebut dapat dilihat dari motivasi dan karakteristik kepribadian. Berkaitan dengan karakteristik kepribadian, seorang perempuan memiliki sifat realistis dan kreatif, fleksibel dan toleransi, antusias, serta dapat berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya serta memiliki tingkat kepercayaan diri yang sedang, kaum laki-laki mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi dari kebanyakan perempuan Alma, 2013, kepercayaan diri inilah yang dianggap berbanding lurus dengan dimensi efikasi diri dan minat berwirausaha Sherlywati et al., 2017. ...Abstract The purpose of this study is, 1 to know the level of student entrepreneurship intention based on male gender, 2 to know the level of student entrepreneurship intention based on female gender, and 3 to know the differences in entrepreneurship intention based on student gender. This study used quantitative approach with descriptive comparative research design. The sampling technique in each faculty in Universitas Negeri Malang UM used proportional random sampling with a sample size of 381 students. Descriptive analysis and independent sample t-test with SPSS 24 is the analysis technique used in this study. The findings of this study is, 1 the level of entrepreneurship intention of UM students based on male gender is in the very good criteria, 2 the level of entrepreneurship intention of UM students based on female gender is in the very good criteria, and 3 there is no difference in entrepreneurship intention based on gender of students UM. Abstrak Tujuan penelitian ini yakni 1 mengetahui seberapa tinggi minat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin laki-laki, 2 mengetahui seberapa tinggi minat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin perempuan, dan 3 mengetahui adakah perbedaan minat berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif. Teknik pengambilan sampel proportional random sampling digunakan di masing-masing fakultas di lingkungan Universitas Negeri Malang UM dengan jumlah sampel 381 mahasiswa. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif dan independent sample t-test dengan bantuan program SPSS Hasil penelitian ini yakni; 1 tingkat minat berwirausaha mahasiswa UM berdasar jenis kelamin laki-laki berada pada kriteria sangat baik, 2 tingkat minat berwirausaha mahasiswa UM berdasar jenis kelamin perempuan berada pada kriteria sangat baik, dan 3 tidak ada perbedaan minat berwirausaha berdasarkan jenis kelamin mahasiswa UM.... Walau tentu saja, seperli layaknya rumah tangga lainnya, pertengkaran kerap hadir, tetapi masih dalam kondisi wajar menurut informan. Perempuan memang memiliki orientasi masa depan future oriented atau cenderung lebih berpandangan ke masa depan ketika akan membuat suatu keputusan dan bertindak dibandingkan dengan lelaki Sherlywati, Handayani, & Harianti, 2017 . ... Ikhma ZuraniWomen as business people are no longer taboo and foreign for at least the past decade. The data shows an increase in the number of women as business people continues to increase from year to year no exception in the city of Pekanbaru. This research aims to find out how women's business domination in the household in Pekanbaru. The study used qualitative techniques with a phenomenological study approach and a constructivism paradigm. Some of the things that became the focus of the analysis in this study how the dominance of women's decision-making entrepreneurs as wives in households and wife's efforts to preserve family harmony. Decision making in households is divided into three parts, namely decision making for domestic household affairs; Decision-making in childcare affairs; and other important business decision making. The research results describe if in decision making for domestic affairs of households dominated by wives. Decision-making about parenting is a collaboration between husbands and wives. On the other hand, important decision making involving investment and business is dominated by wives. As a wife, there are several efforts to maintain household harmony including Pillow talk; Realizing the nature of sustenance; and supporting husbands form their own Siwi AgustinaAlvita Komala DewiThe COVID-19 pandemic, which resulted in social and physical restrictions, has consequences for the sustainability of the fashion business. This industry is included in the top 5 priority scales for MSME development in Surabaya. Therefore, the existence of the fashion industry is very important for the economy of Surabaya. Related to this, fashion business owners in Surabaya are required to be able to maintain their business through work innovation. This study aims to analyze the direct or indirect influences of competence, the use of information technology, and self-efficacy on business performance through work innovation as a mediating variable for fashion entrepreneurs in Surabaya. This research is a quantitative involving 69 fashion entrepreneurs who are supported by the Surabaya Trade Office. Data distribution was carried out using online questionnaires from November to December 2020. Hypothesis testing was carried out by the path analysis. The results of this study include competence and self-efficacy are proven to have a positive influence on business performance; the use of information technology is proven to not influence business performance; work innovation cannot mediate the influence of competence on business performance; work innovation is proven to fully mediate the influence of the information technology usage on business performance; work innovation is proven to mediate some of the self-efficacy influence on business Perbandingan Kemampuan Entrepreneurship antara Pengusaha Wanita dan Pria pada Usaha Kecil dan Menengah di Bandar LampungAnalisis Perbandingan Kemampuan Entrepreneurship antara Pengusaha Wanita dan Pria pada Usaha Kecil dan Menengah di Bandar Lampung. Jurnal Bisnis dan Manajemen no 2, Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan Manual & SPSSS SiregarSiregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan Manual & SPSS. Kencana Prenada Media Group, penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&DSugiyonoSugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit ALFABETA Suharyadi, dkk. 2011.Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sjak Usia MudaKewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sjak Usia Muda. Salemba Empat, Jakarta. Suliyanto. 2009. Metode Riset Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju SuksesAndi OffsetYogyakarta SuryanaAndi Offset, Yogyakarta. Suryana. 2011. Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat, Methods For Business Metodologi Penelitian untuk BisnisUma SekaranSekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat, JakartaMetode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan Manual & SPSS. Kencana Prenada Media GroupS SiregarSiregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan perhitungan Manual & SPSS. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit ALFABETA Suharyadi, dkk. 2011.Metode Riset Bisnis. Andi OffsetKewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sjak Usia Muda. Salemba Empat, Jakarta. Suliyanto. 2009. Metode Riset Bisnis. Andi Offset, Yogyakarta. Suryana. 2011. Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Salemba Empat, of Male and Female Entrepreneurs An Empirical StudyM VeenaN NagarajaVeena. M., Nagaraja. N. 2013. Comparison of Male and Female Entrepreneurs An Empirical Study. Vandana W ZimmererN M ScarboroughD Dan WilsonZimmerer, dan Wilson. D. 2008. Kewirausahaan danManjemen Usah Kecil edisi 5. Franky Slamet, Tommy Setiawan Ruslim Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta Abstrak Aspek gender dalam kewirausahaan masih menjadi hal yang menarik untuk dikaji. Sejumlah studi menunjukkan adanya perbedaan dan persamaan karakteristik bagaimana pria dan wanita mengelola sebuah usaha. Sejumlah teori digunakan untuk menjawab fenomena tersebut yaitu evolusi, psikoanalitis, peran sosial dan konstruksi sosial Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan persamaan karakteristik antara wirausaha pria dan wanita. Sampel sejumlah 35 wirausaha yang terdiri atas pria dan wanita dipilih berdasarkan teknik sampling nonprobabilitas dengan teknik judgemental sampling. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian serupa yang dilakukan oleh Malach Pines dan Schwartz 2006 terhadap para wirausaha di Israel. Hasil penelitian ini mendukung teori evolusi, psikoanalitis, peran sosial dan konstruksi sosial. Pada setiap aspek yang diteliti, lebih banyak terdapat persamaan daripada perbedaan karakteristik antara wirausaha pria dan wanita. Kata Kunci gender, teori evolusi, psikoanalitis, peran sosial, konstruksi sosial Pendahuluan 1. Dewasa ini telah banyak penelitian mengenai kewirausahaan difokuskan pada aspek gender, yang membandingkan antara karakteristik pria dan wanita dalam berwirausaha. Kenyataan yang agak mengejutkan bahwa, seperti halnya penelitian di topik yang berbeda, penelitian awal mengenai wirausaha dan pemilik bisnis berfokus pada trait, pengalaman dan kinerja dari kaum pria. Hanya sedikit penelitian yang secara khusus berfokus pada wanita Moore, 1999 dalam Malach- Pines dan Schwartz, 2006. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan karakteristik bagaimana pria dan wanita mengelola bisnis atau menjadi manajer di sebuah perusahaan dan hal tersebut telah menjadi kontroversi. Misalnya apakah pria lebih baik dibandingkan wanita atau sebaliknya Henning dan Jardim, 1978; Lehan, 1977; dalam Malach-Pines dan Schwartz, 2006. Untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan karakteristik antara wirausaha pria dan wanita adalah dengan menggunakan empat teori di dalam psikologi yaitu teori evolusi, psikoanalitis, peran sosial dan konstruksi sosial. Pembatasan Masalah 2. Penelitian ini dibatasi pada karakteristik wirausaha pria dan wanita berdasarkan motivasi, deskripsi diri, pandangan terhadap orang tua, hambatan yang ditemui saat mendirikan serta menjalankan usaha dan bantuan yang dibutuhkan. Rumusan Masalah 3. Masalah dalam penelitian ini adalah Apa perbedaan karakteristik antara pria dan wanita? a. Apa persamaan karakteristik antara pria dan wanita? b. Tujuan 4. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan persamaan karakteristik antara wirausaha pria dan wanita. Kegunaan 5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mendukung program pengembangan kewirausahaan terutama di dalam pembinaan para wirausaha dengan pendekatan karakteristik dari pria dan wanita. Tinjauan Literatur 6. Teori Evolusi Pria moderen cenderung menempatkan diri mereka di dalam hirarki sementara wanita cenderung lebih tertarik di dalam kerja sama, koneksi dan jejaring. Wanita menempatkan dirinya sendiri di dalam jaringan persahabatan dan mereka bekerja untuk mempertahankan ikatan tersebut secara utuh Mereka cenderung memiliki bakat untuk berkata-kata, sensitivitas emosi, empati, sebuah pemberian untuk jejaring, preferensi untuk bekerja sama dan kepemimpinan yang egaliter Malach-Pines dan Schwartz, 2006. Atas dasar itu wanita dianggap lebih unggul dalam manajemen. Sementara di sisi lain pria dipandang lebih termotivasi oleh status dan lebih kompetitif daripada wanita Psikoanalitis Menurut Gilligan 1982 dalam Malach-Pines dan Schwartz, 2006 terdapat perbedaan psikologis antara pria dan wanita yaitu pria lebih kompetitif dibandingkan wanita. Pria juga memiliki preferensi untuk menempati puncak organisasi, sementara wanita cenderung berada di hati sebuah organisasi. Hal tersebut menurut Chodorow 1978 sebagai hasil dari pengalaman masa kecil dan perbedaan pengembangan tugas anak laki dan perempuan. Anak laki untuk mengembangkan identitas maskulin membutuhkan secara emosi mereka ke ibu dan mengarahkan identiikasi ke bapak. Sebagai hasil, maskulin sendiri adalah terpisah dan otonomi serta dideinisikan oleh persaingan. Anak perempuan tidak perlu memisahkan dan tidak melibatkan ibu mereka untuk mengembangkan identitas feminin mereka. Sebagai hasilnya, wanita sendiri adalah “sendiri dalam relasi” Miller, 1976. Peran Sosial Teori peran sosial menekankan pada kekuatan sosial seperti norma budaya, gender stereotypes dan peran yang diharapkan Basow, 1992; Spence dan Buckner, 2000 dalam Malach-Pines dan Schwartz, 2006. Kanter 1993 mengemukakan bahwa teori peran gender, perbedaan gender di dalam perilaku kerja bukanlah hasil dari kekuatan evolusioner atau pengalaman masa kecil, tetapi beberapa sebagai perbedaan peran dan perbedaan di dalam kekuatan sesungguhnya dari pria dan wanita yang dimiliki di dalam organisasi Kanter, 1993. Konstruksi Sosial Realitas adalah yang dikonstruksikan secara sosial Bohan, 1997; Butler, 1990, 1993; DeLamater dan Hyde, 1998; Gergen dan Davis, 1997; Mednick, 1989, dalam Malach-Pines dan Schwartz, 2006. Tidak ada satu “realitas” yang dialami secara simultan oleh semua orang. Budaya yang berbeda memiliki pemahaman yang unik mengenai dunia. Orang cenderung membagi dunia ke dalam pasangan yang berlawanan kami/mereka, orang baik/orang jahat, pria/wanita. Kecenderungan yang sama juga membuat mereka menekankan pada perbedaan di antara pasangan tersebut dan menyembunyikan fakta bahwa kesamaan, yang mencakup kesamaan dalam gaya manajemen pria dan wanita, sering jauh lebih besar daripada perbedaannya Tavris, 1992. Konstruksi sosial menekankan pada pengalaman subjektif dari setiap individu. sehingga dapat diharapkan bahwa perbedaan individu di dalam gaya manajemen akan menjadi lebih besar dan lebih signiikan daripada perbedaan Metode Penelitian 7. Sampel sejumlah 35 responden yang terdiri atas 19 wirausaha wanita dan 16 wirausaha pria dipilih dengan metode penarikan sampel nonprobabilitas, yaitu dengan teknik judgement sampling. Sampel tersebut dipilih secara cermat untuk memastikan bahwa responden adalah wirausaha dalam arti yang sebenarnya, bukan sekadar pemilik bisnis yang menjalankan usaha ala kadarnya. Penarikan sampel melibatkan para pengajar laboratorium kuantitatif di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara di bawah supervisi peneliti. Kuesioner yang dikembangkan terdiri atas tujuh bagian yaitu motivasi ketika memulai usaha 13 butir, koeisien Alpha Cronbach = 0,714, deskripsi diri dari wirausaha pria dan wanita 14 butir, Alpha Cronbach = 0,950, gambaran tentang bapak dan ibu dari perspektif wirausaha pria dan wanita 14 butir, Alpha Cronbach bapak = 0,959 dan Alpha Cronbach ibu = 0,907, hambatan ketika mendirikan 10 butir, Alpha Cronbach = 0,911 dan menjalankan usaha 14 butir, Alpha Cronbach = 0,924 serta bantuan yang diperlukan ketika menjalankan usaha 21 butir, Alpha Cronbach = 0,893 Malach-Pines dan Schwartz, 2006. Data dianalisis dengan menggunakan analysis of variance anova yaitu untuk menguji perbedaan dua rata-rata, antara wirausaha pria dan wanita. Hasil Penelitian 8. Seperti yang dapat dilihat pada tabel 1, umur rata-rata wirausaha pria adalah 27,69 tahun dan wirausaha wanita adalah 26,42 tahun. Lama pendidikan wirausaha pria adalah 13,69 tahun dan wirausaha wanita adalah 13,32 tahun. Lama bekerja wirausaha pria adalah 6,81 tahun, lebih lama dibandingkan wirausaha wanita yaitu 3,16 tahun. Tabel 1. Nilai Rata-Rata dan Deviasi Standar Usia, Lama Pendidikan dan Lama Bekerja Wirausaha Pria dan Wanita Variabel Pria Wanita Mean DS Mean DS Umur Lama Pendidikan Lama Bekerja Berdasarkan tabel 2 terdapat perbedaan yang signiikan mengenai motivasi pria dan wanita untuk menjadi wirausaha yaitu dalam hal menjadi bos bagi diri sendiri, memiliki otoritas, dan aktualisasi diri. Pria lebih kuat dibandingkan wanita dalam hal motivasi untuk menjadi bos bagi diri sendiri mean pria = 6, mean wanita = 4,84, memiliki otoritas mean pria = 5,75, mean wanita = 4,84 dan aktualisasi diri mean pria = 6,19, mean wanita = 5,47 Untuk aspek motivasi lain, tidak terdapat perbedaan yang signiikan antara pria dan wanita. Tabel 2. Nilai Rata-Rata, Deviasi Standar dan F-test Motivasi Wirausaha Pria dan Wanita pada α=0,05 Motivasi Pria Wanita F p Mean DS Mean DS Status. .008 Menjadi bos bagi diri sendiri. .022 Memiliki otoritas. .029 Mempunyai uang. .994 .170 Aktualisasi diri. .905 .044 Fleksibilitas. .051 Untuk anak-anak. .179 .675 Karena di-phk di pekerjaan sebelumnya. .892 .352 Tidak ada pekerjaan lain. .162 Kepuasan hidup. .275 Kepuasan pekerjaan yang signiikan. .745 .394 Keinginan meninggalkan pekerjaan sebelumnya. .438 .513 Mengubah pekerjaan. .381 .541 Berdasarkan tabel 3, secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signiikan mengenai traits bagaimana pria dan wanita menggambarkan dirinya sendiri. Jika dilihat dari nilai rata-rata pria yang lebih besar daripada wanita, pria memandang dirinya sebagai lebih mencintai tantangan, lebih memerlukan kendali diri, lebih berkomitmen, lebih menunjukkan inisiatif, lebih independen, lebih melibatkan risiko, lebih enerjik, lebih percaya diri, lebih optimistis, lebih kreatif dan lebih realistis. Tabel 3. Nilai Rata-Rata, Deviasi Standar dan F-test Gambaran Tentang Diri Sendiri pada α=0,05 Traits Pria Wanita F p Mean DS Mean DS Mencintai tantangan. .091 Memerlukan kendali diri. .080 .780 Berkomitmen. .344 .561 Menunjukkan inisiatif. .171 .682 Independen. .964 .407 .528 Keterlibatan langsung. .933 .031 .860 Seorang pemimpi. .152 .699 Suka mengelola. .895 .000 .988 Pengambil risiko. .099 Enerjik. .093 Percaya diri. .249 .621 Optimistis. .122 Kreatif. .065 .800 Realistis. .308 .583 Berdasarkan tabel 4, tidak terdapat perbedaan yang signiikan dalam hal pandangan wirausaha pria dan wanita terhadap bapak mereka. Wirausaha pria dan wanita memberikan nilai rata-rata tertinggi dalam pandangan mengenai keterlibatan langsung mean pria = 5,75 dan mean wanita = 5,95. Tabel 4. Nilai Rata-Rata, Deviasi Standar dan F-test Pandangan Terhadap Bapak pada α=0,05 Traits Pria Wanita F p Mean DS Mean DS Mencintai tantangan. .136 .714 Memerlukan kendali diri. .053 .820 Berkomitmen. .002 .962 Menunjukkan inisiatif. .045 .834 Independen. .008 .929 Keterlibatan langsung. .911 .186 .669 Seorang pemimpi. .460 .502 Suka mengelola. .254 .618 Pengambil risiko. .021 .885 Enerjik. .588 .448 Percaya diri. .032 .859 Optimistis. .046 .831 Kreatif. .034 .856 Realistis. .511 .480 Seperti yang dapat dilihat pada tabel 5, tidak terdapat perbedaan yang signiikan dalam hal pandangan wirausaha pria dan wanita mengenai ibu mereka. Nilai rata-rata tertinggi diberikan wirausaha pria dalam hal enerjik mean = 5,63 dan berkomitmen mean = 5,63, sementara bagi wirausaha wanita adalah dalam hal traits realistis mean = 5,79. Tabel 5. Nilai Rata-Rata, Deviasi Standar dan F-test Pandangan Terhadap Ibu pada α=0,05 Traits Pria Wanita F p Mean DS Mean DS Mencintai tantangan. .021 .885 Memerlukan kendali diri. .139 .712 Berkomitmen. .885 .120 .731 Menunjukkan inisiatif. .077 .783 Independen. .185 .670 Keterlibatan langsung. .885 .724 .401 Seorang pemimpi. .160 .692 Suka mengelola. .112 .740 Pengambil risiko. .817 .373 Enerjik. .016 .901 Percaya diri. .427 .518 Optimistis. .964 .176 .678 Kreatif. .687 .413 Realistis. .159 Seperti yang dapat dilihat pada tabel 6, terdapat perbedaan yang signiikan antara pria dan wanita dalam hal kesulitan ketika mendirikan usaha yaitu mengenai birokrasi pemerintah dan studi kelayakan. Pria memandang bahwa masalah birokrasi pemerintah mean pria = 4,38 dan mean wanita = 2,42 dan studi kelayakan mean pria = 4,06 dan mean wanita = 2,79 sebagai aspek yang lebih sulit dibandingkan dengan yang dipersepsikan wanita. Tabel 6. Nilai Rata-Rata, Deviasi Standar dan F-test Kesulitan Ketika Mendirikan Usaha pada α=0,05 Kesulitan Pria Wanita t p Mean DS Mean DS Ketersediaan pendanaan. .093 Penanggungan harga. .891 .379 Jaminan. .166 Infrastruktur isik. .697 .491 Birokrasi pemerintah. .002 Studi kelayakan. .033 Manajemen. .259 .797 Pengendalian anggaran. .179 Manajemen sumber daya manusia. .839 .407 Sumber daya manusia dalam produksi/operasi. .144 Seperti yang dapat dilihat pada tabel 7, terdapat perbedaan yang signiikan antara wirausaha pria dan wanita dalam hal kesulitan dalam ketersediaan pendanaan ketika wirausaha menjalankan usaha. Wirausaha pria memandang bahwa ketersediaan pendanaan sebagai hal yang lebih menyulitkan dibandingkan wanita mean pria = 4,88 dan mean wanita = 3,47. Tabel 7. Nilai Rata-Rata, Deviasi Standar dan F-test Kesulitan Ketika Menjalankan Usaha pada α=0,05 Kesulitan Pria Wanita t p Mean DS Mean DS Ketersediaan pendanaan. .032 Penanggungan harga. .234 Jaminan. .068 Modal kerja. .670 .507 Pembayaran yang tertunda. .369 .714 Manajemen. .412 .683 Pengendalian anggaran. .815 .421 Informasi pasar. .711 Persaingan. .147 Pasar baru. .394 Penjualan. .575 Jejaring .545 Manajemen sumber daya manusia. .362 .720 Manajemen sumber daya manusia dalam produksi. Berdasarkan tabel 8, terdapat perbedaan pandangan mengenai bantuan yang dibutuhkan antara wirausaha pria dan wanita saat menjalankan usaha yaitu dalam hal birokrasi pemerintah, perekrutan pegawai, infrastruktur isik dan manajemen sumber daya manusia. Wirausaha pria memandang aspek birokrasi pemerintah mean pria = 4,81 dan mean wanita = 2,37, perekrutan pegawai mean pria = 5,44 dan mean wanita = 3,79, infrastruktur isik mean pria = 5,81 dan mean wanita = 3,84 dan manajemen sumber daya manusia mean pria = 5,63 dan mean wanita = 4,32 sebagai hal yang lebih dibutuhkan bantuan dibandingkan wirausaha wanita Tabel 8. Nilai Rata-Rata, Deviasi Standar dan F-test Bantuan Yang Dibutuhkan Saat Menjalankan Usaha pada α=0,05 Bantuan Yang Dibutuhkan Pria Wanita t p Mean DS Mean DS Birokrasi pemerintah. .000 Pesaing. .697 .491 Informasi pasar. .255 Perencanaan usaha. .638 .528 Ketersediaan pendanaan. .427 .672 Penanggungan harga. .966 .109 Pelanggan potensial. .788 Pembayaran yang tertunda. .669 .508 Studi kelayakan. .115 Memperluas jejaring. .929 .730 .471 Pasar baru. .772 .095 Manajemen. .164 .871 Pengendalian anggaran. .251 Penjualan .970 .390 Jaminan . .137 Komputer. .167 .868 Modal kerja. .322 Perekrutan pegawai. .010 Infrastruktur isik. .001 Manajemen SDM. .030 Upgrade teknologi. .607 .548 Diskusi 9. Seperti yang dikemukakan di dalam teori evolusi bahwa pria dipandang lebih kompetitif dibandingkan wanita dan dimotivasi oleh status. Wanita dipandang lebih dimotivasi oleh aktualisasi diri daripada pria. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pria tidak lebih kompetitif dibandingkan wanita. Pria justru lebih memandang faktor birokrasi pemerintah sebagai hal yang menyulitkan ketika mendirikan usaha dan memerlukan bantuan untuk hal tersebut. Wanita memandang faktor birokrasi secara lebih rendah dibandingkan pria. Demikian juga dalam hal ketersediaan pendanaan, perekrutan pegawai, infrastruktur isik dan manajemen sumber daya manusia, pria memandang hal ini sebagai faktor yang lebih menyulitkan ketika menjalankan usaha daripada wanita. Dalam hal aktualisasi diri, justru pria memandang hal ini sebagai faktor yang lebih besar daripada wanita. Wirausaha pria juga lebih termotivasi untuk menjadi bos dan memiliki otoritas. Wirausaha wanita dapat dianggap lebih demokratis dibandingkan pria. Sementara di dalam teori psikoanalitis, wanita dianggap lebih memiliki hubungan yang lebih harmonis dengan Ibu mereka daripada pria. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik wirausaha pria dan wanita memiliki hubungan yang sama baiknya. Teori peran sosial menekankan pada kekuatan sosial seperti norma budaya, gender stereotypes dan peran yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signiikan antara karakteristik wirausaha pria dan wanita. Wirausaha pria bekerja lebih lama dibandingkan wanita, tetapi dari segi pendidikan, mereka memiliki kesetaraan. Sementara di dalam teori konstruksi sosial yang menekankan pada perbedaan individu di dalam gaya manajemen bukan pada perbedaan gender. Hasil penelitian ini mendukung teori tersebut, karena tidak terdapat perbedaan yang signiikan bagaimana wirausaha pria dan wanita mendeskripsikan dirinya. Kesimpulan 10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak persamaan yang signiikan adalah pada aspek motivasi wirausaha pria yang lebih menekankan pada keinginan menjadi bos, memiliki otoritas dan aktualisasi diri. Demikian halnya dalam hal kesulitan dan bantuan yang dibutuhkan ketika mendirikan dan menjalankan usaha. Hal yang berbeda adalah pada hal birokrasi pemerintah, ketersediaan pendanaan, perekrutan pegawai, infrastruktur isik, dan manajemen sumber daya manusia. Perbedaan yang terjadi lebih pada aspek individu dan bukan pada aspek gender. Hasil penelitian ini hanya memberikan gambaran kecil dari wirausaha tertentu dan memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya, sampel yang lebih besar dengan melibatkan beraneka ragam wirausaha dari berbagai usaha akan memberikan kontribusi yang lebih besar dalam memberikan deskripsi mengenai wirausaha pria dan wanita. DAFTAR PUSTAKA Malach-Pines, Ayala dan Schwartz, Dafna 2006, “Men and women small business owners in Israel”, Equal Opportunities International, Vol 25, No 4, pp 311-326. Chodrow, N 1978, The Reproduction of Mothering, University of California Press, Berkeley, CA. Kanter, 1993, Men and Women of The Corporation, Basic, New York, NY. Miller, 1976, Toward a New Psychology of Women, Beacon Press, Boston, MA. Tavris, C 1992, The Mismeasure of Women, Simon and Schuster, New York, NY. BAGAIMANA REAKSI PERUSAHAAN YANG MENDAPAT SERUAN WANITA WIRAUSAHA A. Pokok Bahasan Wanita Wirausaha B. Sub Pokok Bahasan 1. Dorongan 2. Faktor-Faktor yang Menunjang /Menghambat Wanita Wirausaha 3. Perbedaan Wanita Wirausaha dan Pria Wirausaha C. Tujuan 1. Mahsiswa diharapkan memiliki motivasi berwirausaha dari sejarah 2. Mahsiswa diharapkan dapat memahami factor-faktor yang menunjang /menghambat wanita wirausaha 3. Mahsiswa diharapkan dapat mengetahui perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha D. Metode 1. Penugasan Baca 2. Ceramah dan Tanya jawab 3. Diskusi kelompok dan pleno 4. Penguatan materi oleh dosen E. Media dan Bahan 1. Makalah tentang modul dan materi 2. Buku-buku/referensi yang terkait dengan modul ini 3. Laptop, Infokus LCD 4. White board dan marker 5. Kertas tulis dan balpoin F. Waktu Pembahasan 100 menit 1. Tugas baca 20 menit 2. Ceramah dan Tanya jawab 30menit 3. Diskusi kelompok 20 menit 4. Diskusi pleno 20 menit 5. Evaluasi 10 menit G. Proses Pembahasan 1. Dosen menjelaskan tentang penggunaan modul dan proses belajar mengajar 2. Dosen menjelaskan tentang a. Modul dan tujuan modul b. Judul pokok bahasan c. Judul sub pokok bahasan d. Metode dan media pembahasan e. Waktu dan alokasi waktu f. Proses belajar mengajar 3. Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membaca makalah tentang dorongan yang menunjang /wenghambat wanita wirausaha, serta perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha 4. Dosen menjawab pertanyaan-pertanyaan penjelasan dari mahasiswa, dan memberikan ceramah dan penekanan-penekanan pada pokok-pokok bahasan. 5. Dosen memberikan pengantar tentang diskusi kelompok 6. Diskusi kelompok Mahasiswa dibagi dalam 3 kelompok, masing-masing membahas satu sub pokok bahasan yang berbeda, secara diundi. Kelompok ditugasi untuk memilih ketua dan sekretaris, membahas sub pokok bahasan masing-masing, membuat catatan hasil diskusi sebagai bahan laporan dalam diskusi pleno. 7. Diskusi pleno 8. Dosen menugaskan juru bicara masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya. Dosen menugaskan juru bicara masing-masing kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya. Para peserta diskusi menyampaikan komentarnya. Dosen memberikan komentarnya dan merangkum hasil diskusi. H. Materi Pembahasan 1. Dorongan Wanita berdikari, wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati ibu kartini. Diungkapkan oeh Sumahamijaya198096 Sesungguhnya ibu Kartini telah merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun.sekitar tahun 1893. Hal ini dapat kita buktikan dari hampir semua tulisan ibu Kartini yang termuat di dalam kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Dor Duisternis Tot Licht, hampir di setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan wirausahawan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak, karena dengan pembentukan watak, ibu kartini yakin kalau manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak tergantung dari kerabat, dan dari siapapun, berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri. Surat-surat ibu kartini juga dibukukan pula dengan judul Letter of A Javanese Princess dan beredar di Amerika semenjak tahun 1921oleh Charless Scribner Sons, New York. Penerjemahnya bernama Agnes Louise Syimmers menyebutkan bahwa ibu Kartini dalam perjuangannya menydari bahwa kebebasan wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonimi. Para penerjemah dari Amerika itu menyebutkan bahwa Ibu Kartini adalah seorang innovator yang tak kenal lelah mencari terobosan bagi kemajuan rakyatnya, akan tetapi usahanya itu tidak mendapat respon oleh keluarganya. Perjuangan kartini bukan hanya untuk kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh kemanusiaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh wanita. Karya tulis ibu kartini bukan hanya sebagai sumber inspirasi wanita negeri Belanda, tetapi merupakan sumber inspirasi jutaan wanita seluruh dunia, terutama Perancis, Belgia, bahkan Amerika sejak 1921. Semasa dipingit selama 4 tahun, yang semula dijalaninya dengan penuh kepedihan dan keprihatinan, namun kemudian berbalik bersyukur dan memanfaatkan waktu untuk belajar sendiri. Bahkan belajar bahasa perancispun dilakukannya dengan belajar sendiri. Kita dapat menarik pelajaran betapa ibu kartini dengan cara berprihatin mensyukuri waktu, belajar mengenal penderitaan untuk dijadikan suatu modal mengejar kemajuan. Sekarang ini sudah banyak kita lihat kemajuan di berbagai bidang. Wanita-wanita Idonesia sudah mampu memasuki lapangan kerja seperti pekerjaan di bidang kesehatan, perdagangan, keamanan, perhubungan darat, laut, dan udara, dan sebagainya. Kita jumpai juga wanita yang bergerak di bidang bisnis, yang lebih dikenal dengan istilah wanita pengusaha, wanita yang berwirausaha, mereka mendirikan asosiasi, yaitu Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia IWAPI. Semua bidang usaha terbuka bagi wanita, dan ini merupakan tantangan bagi kaum wanita yang selalu memperjuangkan hak emannsipasi. 2. Faktor-Faktor yang Menunjang /Menghambat Wanita Wirausaha Ada beberapa factor yang menunjang berkembangnya wanita karier dalam bidang wirausaha, yaitu a Naluri kewanitaan yang bekerja lebih cermat, pandai mengantisipasi masa depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga, dapat diterapkan dalam kehidupan usaha b Mendidik anggota keluarga agar berhasil di kemudian hari, dapat dikembangkan dalam manajemen perusahaan. c Factor adat istiadat, contohnya di Bali dan Sumatra Barat, dimana wanita memegang peranan dalam mengatur Rumah Tangga. d Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit menjahit, menyulam, membuat kue, aneka masakan, kosmetik, mendorong lahirnya wanita pengusaha yang mengembangkan komuditi tersebut. e Majunya dunia pendidikan wanita sangat mendorong perkembangan wanita karier, menjadi pegawai, atau membuka usaha sendiri dalam berbagai bidang usaha. Adapun disamping factor-faktor yang mendorong, juga ada factor yang menghambat wanita untuk menjadi pengusaha, antara lain 1. Faktor kewanitaan, dimana sebagai ibu RT ada masa hamil, menyusui tentu agak mengganggu jalannya bisnis. Hal ini dapat diatasi dengan mendelegasikan wewenang atau tugas kepada kariawan. 2. Faktor sosial budaya, adat istiadat. Wanita sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh dalam urusan RT. Bila anak atau suami sakit , ia harus memberikan perhatian penuh. Dan ini akan mengganggu aktifitas usahanya. Wanita tidak bebas melakukan perjalanan ke luar kota, mengadakan lobi, acara makan malam, dan lainnya. Juga adanya anggapan/ kebiasaan dalam suatu rumah tangga bahwa suamilah yang memberi nafkah, suami yang bekerja, maka sulit juga berkembangnya usaha menjadi usaha yang besar. 3. Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga bisa merugikan. Misalnya dalam pengambilan keputusan, karena ada factor emosional, maka keputusan yang diambil juga akan kehilangan rasionalitasnya. Juga dalam memimpin kariawan, muncul elemen-elemen emosional yang mempengaruhi hubungan dengan kariawan pria atau wanita yang tidak rasional lagi. 4. Sifat pandai,cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Kadang-kadang wanita pengusaha agak sulit dalam mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi. Kebiasaan kaum ibu adalah bila ia mau membeli menawar rendah selakali, tapi bila mau menjual dengan harga sangat tinggi. Sebab-sebab kegagalan bisnis kecil Bovee, 2004 § Kurang menguasai manajemen § Kurang pengalaman dalam industry § Kekurangan modal § Perencanaan bisnis kurang matang § Kurang jelas, tidak realistis dalam menetapkan tujuan § Tidak berhasil menarik konsumen § Pertumbuhan tidak terkendali § Lokasi kurang cocok § Keuangan kurang control, persediaan barang kurang mencukupi. Semua kelemahan-kelemahan dapat diatasi dengan berbagai cara, dengan bantuan teknologi yang semakin canggih dewasa ini, serta dunia pendidikan/pelatihan yang dapat membantu kelemahan-kelemahan dalam manajemen emosional. 3. Perbedaan Wanita Wirausaha dan Pria Wirausaha Wanita pengusaha bertumbuh sangat pesat di Amerika, terutama di segmen bisnis kecil. Wanita membuka bisnis dua kali lipat banyaknya dari pria. Pada saat ini wanita memiliki sepertiga dari semua bentuk bisnis. Walaupun antara pengusaha wanita maupun pria pada umumnya sama, namun dalam beberapa hal ada perbedaan tingkat motivasinya dalam membuka bisnis. Perbedaan-perbedaan ini antara lain; a. Wanita pengusaha dimotifasi untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya frustrasi dalam pekerjaan sebelumnya. Dia merasa terkekang dan tidak dapat mengembangkan bakat-bakat yang ada pada dirinya. b. Dalam hal permodalan, bisnis pria pengusaha lebih leluasa memperoleh sumber modal sedangkan wanita pengusaha memperoleh sumber modal dari tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi. Agak sulit wanita pengusaha memperoleh pinjaman modal dari Bank dibanding pria. c. Mengenai karakteristik kepribadian wanita pengusaha mempunyai sifat toleransi dan pleksibel, realistic dan kreatif, antusias dan energik, dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat. d. Usia memulai usaha pria rata-rata umur 25-35, sedangkan wanita di Amerika berusia 35-45 Tahun. e. Kerabat yang menunjang pada pengusaha wanita adalah keluarganya, suami, organisasi wanita, dan kelompok-kelompok sepergaulannya. f. Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak ragamnya, tapi kalo pada wanita pengusaha kebanyakan berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan public relations. Perbedaan Wiraswasta dan Wirausaha serta Contohnya – Banyak yang beranggapan bahwa wirausaha dan wiraswasta itu memiliki makna yang sama. Padahal keduanya memiliki perbedaan. Kesalahpahaman pengertian dari 2 istilah ini mungkin karena keduanya sama-sama bergerak di bidang usaha. Oleh karena itu, agar kesalahpahaman ini tidak berlanjut sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu pengertian masing-masing dari keduanya. Perbedaan Wiraswasta dan WirausahaDaftar IsiPerbedaan Wiraswasta dan Wirausaha1. Fokus Usaha2. Kepemilikan Aset3. Lingkup Bisnis4. Rencana Bisnis ke Depan5. Pola PikirContoh Bisnis WiraswataContoh Bisnis Wirausaha Daftar Isi Perbedaan Wiraswasta dan Wirausaha 1. Fokus Usaha 2. Kepemilikan Aset 3. Lingkup Bisnis 4. Rencana Bisnis ke Depan 5. Pola Pikir Contoh Bisnis Wiraswata Contoh Bisnis Wirausaha Wiraswasta adalah orang yang mampu bersikap berpikir dan bertindak berdasarkan skill yang dimiliki untuk membuat pekerjaan sendiri, mencari keuntungan sendiri, serta bekerja dengan sikap mandiri. Sedangkan istilah dari wirausaha sendiri merupakan orang yang mempunyai kreasi inovasi dalam bidang produksi, pemasaran, pengadaan modal serta pengawasannya, wirausaha juga memiliki visi berjangka panjang. Istilah modernnya wirausaha dikenal sebagai enterpreneur. Setelah mengetahui pengertian masing-masing, tentu Anda juga penasaran bukan terletak pada aspek mana sajakah perbedaan wiraswasta dan wirausaha. Di bawah ini ulasan lengkapnya; 1. Fokus Usaha Perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta yang pertama terletak pada fokus usahanya. Wirausaha fokusnya hanya mencangkup keseluruhan waktu, tidak membagi waktunya untuk pekerjaan di luar usahanya. Sedangkan wiraswasta fokus usahaannya hanya paruh waktu atau part time. Contohnya seorang pegawai negeri sipil memiliki usaha kuliner maka bisa dikatakan sebagai wiraswasta, sebab fokus usahanya bukan hanya pada kuliner tetapi juga gaji dari kantor tempat kerjanya. Sementara wirausahawan tidak terikat oleh pihak lain dan keseluruhan waktunya hanya dialokasikan untuk bisnis yang dijalankan. 2. Kepemilikan Aset Perbedaan dari wirausaha dan wiraswasta juga terletak pada segi kepemilikan asetnya. Aset yang dimaksud meliputi kepemilikan modal serta perannya dalam operasional usaha. Dapat dikatakan sebagai wirausaha apabila seorang tersebut terlibat secara relatif pada kegiatan operasional usaha saja. Sedangkan wiraswasta tidak hanya sebatas itu tetapi memiliki punya aset sendiri untuk mengembangkan usahanya. 3. Lingkup Bisnis Selanjutnya perbedaan wiraswasta dan wirausaha terletak pada lingkup bisnis yang digelutinya. Mengingat kemungkinan besar pelaku usaha ini akan terlibat lebih dari satu bidang usaha. Seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha apabila dirinya memiliki lingkup bisnis yang luas artinya memiliki alternatif atau pelengkap dari usaha yang ditekuninya. Contoh jasa travel yang dilengkapi dengan jasa fotografi. 4. Rencana Bisnis ke Depan Berbicara masalah bisnis tentu memiliki planning yang begitu matang dalam mengembangkan atau memulainya. Sehingga tak ayal kalau dibahas perbedaan wirausahawan dan wiraswasta terletak pada rencana pengembangan usahanya ke depan. Wirausahawan memiliki pemahaman untuk selalu memperbarui pendekatan bisnis yang sesuai dengan teknologi terbaru dan terus-menerus mencari ide bagaimana bisa lebih memperluas bisnisnya. Sedangkan wiraswasta cenderung lebih menggunakan pendekatan tradisional dan udah merasa puas dengan target jangka pendek yang ditentukannya saat dimulainya bisnis. 5. Pola Pikir Berdasarkan pola pikirnya wirausaha merupakan seorang yang dapat membuka sebuah usaha baru secara mandiri. Untuk mendapatkan profit atau keuntungan wirausaha dapat melihat sejumlah peluang yang bisa di manfaatkan untuk mencapai tujuannya. Seperti yang sudah kita saksikan sendiri bahwa wirausahawan bermunculan dari perusahaan startup. Konsep yang dimilikinya dikembangkan semaksimal mungkin. Sedangkan wirawasta uangnya menjalankan sesuatu yang sudah ditekuni dan mengambil keuntungan dari usaha tersebut. Untuk lebih memahami perbedaan wiraswasta dan wirausaha Anda bisa melihatnya melalui contoh bidang usaha yang ditekuni oleh keduanya. Contoh Bisnis Wiraswata Anda bisa mengetahui beragam bisnis dari wiraswasta yaitu sebagai berikut Jasa Laundry Belakangan ini usaha laundry banyak bermunculan dan ternyata jenis bisnis ini termasuk bidang bisnis dari wiraswasta yang menawarkan banyak keuntungan. Dalam membuka usaha ini Anda tidak perlu model besar untuk menjalankan usaha ini, asalkan dengan skala yang kecil. Jasa Cuci Motor/Mobil Tidak hanya jasa laundry menguntungkan bagi wiraswasta ada juga jasa pencucian motor atau mobil yang juga memiliki keuntungan yang menjanjikan dan bahkan bisa bertahan di berbagai situasi ekonomi. Faktanya bahwa kendaraan bermotor di Indonesia banyak dan bahkan terus bertambah usaha ini bisa bertahan dengan sangat baik. Sehingga pemilik jasa tidak perlu khawatir kekurangan pelanggan, asal dapat menekuninya dengan baik dan memberikan kepuasan pada pengguna jasanya. Menjual Produk Makanan Wiraswasta biasanya juga memilih bisnis makanan atau kuliner. Di sini juga tidak ada matinya. Sebab kebutuhan masyarakat dengan produk makanan sudah menjadi kebutuhan pokoknya wiraswastawan bisa menjual berbagai jenis makanan atau minuman yang sedang laku atau ngetren di masyarakat. Menjual Pakaian Wanita Membuka gerai pakaian bagi wiraswasta tentu sudah tidak asing lagi mengingat kebutuhan mengenai pakaian kini menjadi kebutuhan primer. Terlebih untuk fashion wanita yang memiliki banyak model dan peluang bisnis ini juga sangat menguntungkan. Terlebih pakaian wanita memiliki trend pakaian yang lebih update daripada fashion pria. Membuka Jasa Fotografi Kebutuhan terkait pemotretan belakangan ini menjadi tren sendiri terlebih di kalangan anak muda. Bagi wiraswasta menjadi peluang bisnis yang menentukan untuk membuka jasa fotografi. Tidak hanya sekadar buka layanan foto saja tapi juga membuka jasa pengeditan foto, cetak foto melalui handphone dan berbagai kelengkapan jasa lainnya. Semakin banyak jenis pekerjaan bidang jasa ini tentu akan memberikan keuntungan lebih besar bagi wiraswasta. Itulah beberapa contoh bisnis wiraswasta yang bisa ditekuni oleh masyarakat yang sedang bingung untuk memulai bisnis. Tapi bagi Anda yang tertarik ingin menjadi seorang wirausaha tentu saja Anda tidak hanya mengetahui perbedaan wiraswasta dan wirausaha namun mengetahui contoh bisnis yang ditekuni oleh seorang wirausahawan sangat penting bagi anda. Contoh Bisnis Wirausaha Berikut ini beberapa contoh bisnis yang biasa ditekuni oleh wirausaha Salon Kecantikan Kita sudah tahu sendiri bahwa salon kecantikan bukan hanya diminati oleh kaum wanita saja, tetapi dari pria pun juga cukup digandrungi karena pada zaman sekarang yang sudah banyak laki-laki yang memperdulikan penampilannya. Jangan memulai bisnis ini tentu keuntungannya juga sangat menjanjikan. Bagi wirausaha dapat dikembangkan menjadi bisnis tata rias pengantin dan juga bisa merangkap dengan jasa fotografi. Wedding Organizer Pernikahan merupakan salah satu momen istimewa yang bisa dikatakan tidak akan punah selama berlangsungnya kehidupan. Orang yang ingin mewujudkan momen ini dengan spesial membutuhkan tenaga tertentu yang dapat menunjang kesuksesannya. Oleh sebab itu, bisnis yang menjanjikan bagi wirausaha adalah bisnis wedding organizer. Bisnis wirausaha ini memiliki ruang lingkup yang besar apabila memang ditekuni dengan baik karena kebutuhan perencanaan resepsi, makeup pengantin dan lainnya juga membutuhkan jasa dari wedding organizer. Usaha Katering Wirausaha juga bisa menekuni bidang bisnis kuliner yang menjanjikan seperti usaha catering. Sudah banyak pengusaha yang sukses dalam bidang ini oleh karena itu banyak kita yang bisa dikembangkan bagi wirausaha pemula dari memulai catering kantoran, catering, anak sekolah hingga catering diet. Itulah pembaca perbedaan wiraswasta dan wirausaha yang lengkap dengan contoh bisnisnya. Anda yang ingin memulai bisnis bisa mengambil inspirasi dari contoh bisnis dari keduanya. Sudah cukup jelas bukan? Klik dan dapatkan info kost di dekatmu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah - Dalam dunia bisnis, kita sering menemui istilah pengusaha dan wirausaha, tanpa tahu apa perbedaannya. Kedua istilah ini sering dikaitkan satu sama lain, bahkan dianggap sama. Padahal kenyataannya, istilah itu kamu apa perbedaan pengusaha dan wirausaha? Bedanya pengusaha dan wirausaha Menurut Agus Yulistiyono, dkk dalam buku Ekonomi Lanjutan 2022, salah satu perbedaan pengusaha dan wirausaha adalah pengertiannya. Wirausaha adalah individu atau kelompok yang mampu mencari serta memanfaatkan peluang usaha, dana, serta sumber daya untuk kegiatan juga 5 Karakteristik Umum Pengusaha Sukses Mereka yang menjadi wirausaha cenderung berani menanggung risiko dalam usahanya, termasuk menghadapi kegagalan. Sementara itu, dikutip dari buku Kewirausahaan dan Bisnis 2022 oleh Miko Andi Wardana dkk, berikut pengertian pengusaha "Pengusaha adalah orang yang memilih untuk berbisnis karena bertujuan mencari serta mendapat keuntungan maksimum." Berdasarkan definisi di atas, kita bisa mengetahui bahwa pengusaha dan wirausaha itu berbeda. Jika wirausaha berfokus pada pengelolaan sumber daya, peluang, dan dana, pengusaha fokusnya ada pada pencarian keuntungan maksimum.

perbedaan wanita wirausaha dan pria wirausaha