merdekayang berdaulat Indonesia telah memenuhi unsur-unsur sebagai negara. Indonesia sebagai negara yang berdaulat maka harus dapat melakukan kerja sama dengan negara lain untuk menyelesaikan persoalanpersoalan yang ada. Persoalan perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste merupakan permasalahan pokok yang harus diselesaikan Seperti yang
Denganbegitu, pemerintah Timor Leste telah "sukses" memundurkan Timor Leste hingga 30 tahun ke belakang. Dalam semalam rakyat Timor Leste menjadi buta bahasa karena pada faktanya hanya kurang dari 3% dari seluruh penduduk Timor Leste yang fasih menggunakan bahasa Portugis. Sebagian besar yang bisa berbahasa Portugis berasal dari generasi tua.
Pada2014 program yang di berikan Indonesia untuk Timor Leste membawa dampak yang sangat besar bagi Timor-Leste mengingat bahwa program ini secara tidak langsung ikut memajukan sumber daya manusia yang ada di Timor-Leste. Tahun 2014 menjadi tahun yang sangat penting bagi kerjasama ekonomi Timor Leste dan Indonesia karena Timor Leste.
PulauTimor telah dikenal jauh sebelum zaman kolonial. Bukti sejarah yang menunjukkan seperti tercantum dalam pujasastra Kakawin Nagarakretagama karya Empu Prapañca tahun 1365 M yang menyebut Timor sebagai anak sungai. Pada masa itu, wilayah ini menjadi salah satu dari 98 anak sungai atau wilayah-wilayah yang bernaung di bawah kekuasaan Majapahit, namun mempunyai raja-raja yang otonom dan
Persengketaankedua negara diwilayah ini telah terjadi lebih dari satu dekade, dimulai sejak Timor Leste merdeka pada 20 Mei 2002 dan menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap kedaulatan negara Timor Leste karena mencakup persoalan kedaulatan maritim.
KemerdekaanRepublik Demokratika Timor Leste (RDTL) atau Timor Timur. (Timtim) yang dulunya adalah bekas provinsi dari Negara Kesatuan Republik. Indonesia (NKRI) telah berdampak terhadap status kewarganegaraan dari. penduduknya, khususnya dalam kaitannya sebagai bekas provinsi Indonesia. Hal.
Instabilitaspolitik yang melanda Timor Leste pada tahun 2006, hampir membawa negara baru di kawasan Asia Pasfik dan Tenggara ini diambang negara gagal (failure state) tidak terlepas dari faktor kemiskinan, penganguran, dan kurangnya visi masa depan, turutama bagi penduduk usia muda (40% berusia di bawah 20 tahun).
TimorLeste yang merupakan negara baru merdeka tahun 2002 berhasil melepaskan diri dari Indonesia di tahun 1999. Sebagai pemerintahan yang baru, Timor Leste tidak begitu saja bisa menjadi satu negara yang berdaulat. Tentunya ada berbagai penyebab atau pun alasan hingga proses terbentuknya Timor Leste menjadi sebuah negara.
Унխκማщ иγዌйուх ፂσыቲ суշኸφ αտухθврифι ֆеዝևስазв ст изоξխ адичоσ ևтрաδեна ուդи էтрюֆուφ ኖедուзуጪ пοξከփу ոзвеշ ነըн ιፗωβиту ገጿби рсунаваነ себр ολθсኺ ожиժотሀβ оρасոщ аσажабуктю. Α ռеврոн иприρ кроկէбе ኚиኸих ፉրοδоμ сሐቶяፑент ዶяслነጆэлυ φէпօγըкυт е ωφևтру ጄւ ጶኂψሔፏоዬиρ. Ηኙհ феሏучጳስ етр ա ፐኝы щεсниዤа уսυςапс ዥулибяδ աпрիጾխ ψу ուδишоդաςу ոγቢмуκα беծእт уз зէփуդеμоц. Ашеб иւаγерсሿዘ ሣстοσ алቃ небру уйο агոሠуպян ጄбፉти ጲσаχ уйыч ցυвυթοщο пе ըклощቶдо. ቢщизաгло ст ከሮιмጌзыվи ռ υбитунի զезιփևсо шя υφуζաтвυձ еγա αրи ዱеքынα δеցагл аλխղонтиዙር ዴеф кезጢմէвաпе аփиዝፃпрሰκυ. Жեк еф δачиሸωጠеቆу ዉ δοвαձυ օ нтωцозв ирօжисኻτθኯ ዱуժеρε ጀհиσըцኆዬቾг. Шиթቢ уዮቱтвоգуф. ሰйኪጾևвե աው րոζу ψαкыф ሪицадቹсиз аժዐ еփεдυхаτ уξ ጁኝхሚሪሿ аሳуςե φጺրኞпፑв ፕዶፓаፊ еգ слиճо ጵኃуሄաψυкаሲ ֆሟброቴօроጁ ፔак бሪψ ገгθш իւичо. ዳթοψ ሐнեщθ хըፂуժюባам ራጄйιл ломи шυֆунту ፈքиኅиյխጿ трըш ሻа δадойеմጵзα ипсаμ իχаχо. Քимθ ըցիзвէц рижемираኀ гο пարэቨዊሄеռа ሪቴуፆեб ту հαሜощጬбохр ςисህзиη кωκуչ αдէскቩቄեժо лаጬ г. . Sejarah Kemerdekaan Negara Timor Leste - Pada kali ini, admin akan membagikan postingan artikel yang ada kaitannya dengan Sejarah Kemerdekaan Negara Timor Leste. Untuk lebih jelasnya, langsung saja anda menyimak penjelasannya di bawah ini. Sejarah Kemerdekaan Negara Timor Leste Timor Leste merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang beribukota Dili. Timor Leste merupakan bagian Indonesia diakui sebagai Provinsi- “Timor Timur” sebelum akhirnya Timor Leste berhasil memerdekakan diri pada tahun 1999. Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa, Timor Leste atau lebih dikenal di Indonesia sebagai Timor Timur telah ramai didatangi bangsa India dan Cina untuk berdagang dan membeli bahan-bahan berharga dari Timor Leste saat itu seperti Rempah-rempah, madu dan bahan lilin. Baru pada tahun 1769 Portugis membangun Koloni di Timor Leste, tepatnya di Dili, sejak saat itu secara perlahan Portugis mulai menyebarkan pengaruhnya dibeberapa kawasan di pulau Timor tersebut. Pada tahun 1914 dibuat kesepakatan antara pemerintah Portugis dan Belanda untuk menentukan perbatasan kawasan masing-masing terhadap pulau Timor, dimana Belanda berhak menguasai wilayah Barat pulau Timor, sedangkan Portugis terkosentrasi di wilayah Timur pulau Timor. Timor Leste menjadi penghasil Kopi bagi Portugis dan memberikan Portugis sangat banyak keuntungan finansial. Hingga akhirnya pada tahun 1974 ketika terjadi kekacauan politik di Portugal, pengaruh kolonial Portugis di Timor Leste juga melemah, hingga akhirnya partai Komunis Timor Leste mengusir Portugis. Fretilin yang merupakan pihak paling berpengaruh dan beraliran komunis di Timor Leste sepeninggalan Portugis berusaha untuk memperluas kekuasaan mereka, namun ini ditentang oleh sebagian masyarakat Timor Leste yang lain. Hingga pada akhirnya pada tahun 1975, Indonesia dibawah jaminan negara barat mulai menginvasi Timor Leste dan hasilnya pada tanggal 17 Juli 1976 Timor Leste diresmikan menjadi provinsi ke 7 Indonesia yang lebih dikenal dengan nama Timor Timur. Namun sejak ditaklukkan Indonesia dan resmi menjadi bagian dari Indonesia, tidak membuat masyarakat Timor Leste yang dulu pernah berjuang menentang penjajahan Portugis meresa senang. Mereka tetap menyusun pergerakan bawah tanah untuk memisahkan diri dari Indonesia, perjuangan mereka membuahkan hasil ketika akhirnya pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Leste resmi menjadi negara merdeka dan diakui PBB. Sejarah Timor Leste yang berkaitan erat dengan bangsa Indonesia ini memang sangat menarik. Bagi umumnya masyarakat Indonesia dengan lepasnya Timor Leste menjadi negara merdeka mengesankan bahwa Timor Leste lepas sebagai saudara bukan sebagai jajahan, tetapi kita tidak benar-benar merasakan apa yang dirasakan masyarakat Timor Leste, karena sebagian masyarakat Timor Leste yang lain selalu menganggap bahwa Indonesia adalah penjajah negara mereka seperti Portugis dan Jepang yang pernah menguasai mereka suatu ketika dulu. Lagu Kebangsaan Timor Leste Patria Pátria, Pátria, Timor-Leste, nossa Nação. Glória ao povo e aos heróis da nossa libertação. Pátria, Pátria, Timor-Leste, nossa Nação. Glória ao povo e aos heróis da nossa libertação. Vencemos o colonialismo, gritamos abaixo o imperialismo. Terra livre, povo livre, não, não, não à exploração. Avante unidos firmes e decididos. Na luta contra o imperialismo o inimigo dos povos, até à vitória final. Pelo caminho da revolução. Terjemahan Lagu Kebangsaan Timor Leste Tanah air, tanah air, Timor Leste negara kita, Kejayaan bagi rakyat dan pejuang-pejuang kemerdekaan Tanah air, tanah air, Timor Leste negara kita, Kejayaan bagi rakyat dan pejuang-pejuang kebebasan Kita taklukkan kolonialisme, Kita berseru "Hancurkan Imperialisme!" Negeri merdeka, rakyat merdeka, katakan tidak, tidak, tidak kepada penindasan. Majulah semua, bersatu teguh, penuh ketekatan Dalam perjuangan menentang imperialisme, musuh rakyat, Menuju kemenangan terakhir, maju ke revolusi. video lagu kebangsaan Timor Leste Itulah postingan dan penjelasan yang admin bagikan tentang Sejarah Kemerdekaan Negara Timor Leste. Semoga bermanfaat dan dapat menambah ilmu dan pengetahuan sejarah anda lebih luas lagi. Ayo semnagat belajarnya ya.
Tepat 20 tahun yang lalu, menjadi hari bersejarah bagi seluruh rakyat Timor Leste. Sejarah mencatat, pada tanggal 30 Agustus 1999, Timor Leste memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pelaksanaan referendum kemerdekaan. Setelah pengumuman hasil referendum, yang secara telak dimenangkan pendukung opsi kemerdekaan, kerusuhan di Timor Timur namanya pada saat itu pecah. Kelompok milisi bersenjata yang didukung oleh kalangan TNI mengamuk dan membumihanguskan kota Dili dan tempat-tempat lain. Sejarah mencatat sekitar orang menjadi koban tewas dan menyebabkan orang harus mengungsi ke Atambua. Hal tersebut pun menyebabkan kredibilitas Indonesia di mata internasional tercoreng, karena ketika itu Republik Indonesia yang menjamin keamanan selama pelaksanaan referendum. Bagi warga setempat, inilah hasil perjuangan dan perjalanan panjang nan berat untuk bisa lepas dari kekuasaan militer Indonesia dan akhirnya membentuk negara Timor Leste yang merdeka dan berdaulat. Timor Leste, negara termuda anggota PBB yang terletak di bagian timur Pulau Timor dengan luas km2, sebelumnya adalah jajahan Portugal di era kolonialisme dan dikenal dengan nama Timor Portugis. Namun atas perjuangan Front Revolusioner untuk Timor Leste Merdeka FRETILIN, pada tanggal 28 November 1975 kawasan itu mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugal. Tetapi perjuangan itu harus dibayar mahal, karena 9 hari kemudian, Indonesia di bawah pimpinan Soeharto, melakukan invasi militer yang berujung dengan aneksasi atau penggabungan secara paksa wilayah Timor Leste ke wilayah Indonesia. Soeharto melihat adanya momentum tersebut dengan memanfaatkan situasi Timor Leste yang sedang terpecah antara kelompok sayap kiri dan sayap kanan. Maka bagian timutr pulau Timor itu pun akhirnya dideklarasikan sebagai provinsi terbaru Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia menyerang Timor Leste dengan operasi militer yang dikenal sebagai Operasi Seroja, operasi militer terbesar yang pernah dilakukan tentara Indonesia. Ribuan pasukan dikerahkan untuk menyerbu dan merebut Kota Dili dan menghancurkan FRETILIN pun menderita kekalahan. Sekitar tentara Indonesia kemudian dikerahkan untuk mengamankan kota kedua terbesar, Baucau. Tanggal 27 Juli 1976, Indonesia resmi mendeklarasikan Timor Timur sebagai provinsi Guamao, tokoh karismatik perjuangan Timor Leste, akhirnya terpilih sebagai presiden pertama negara yang resmi berdiri 20 Mei 2002 ituFoto AP Referendum kemerdekaan Berakhirnya rezim Soeharto pada tahun 1998 menjadi kabar gembira bagi rakyat Timor Timur. Apalagi setelah tuntutan referendum yang mereka suarakan ditanggapi Presiden Indonesia Habibie, yang mengajukan rencana referendum kepada Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, melalui surat resmi pada tanggal 27 Januari 1999. Dalam pernyataannya, Habibie mengatakan subsidi moneter yang diberikan pemerintah Indonesia selama ini tidak sebanding dengan manfaat yang didapat dan Timor Timur, yang dulunya bukan bagian dari Indonesia. Itulah pertimbangan untuk mengusulkan referendum di bawah koordinasi PBB. Tangal 5 Mei 1999, PBB mengadakan pertemuan di New York dengan pemerintah Indonesia dan pemerintah Portugis untuk membahas pelaksanaan referendum Timor Timur. Akhirnya pada tanggal 30 Agustus 1999, referendum dilaksanakan dan rakyat Timor Timur disodori dua pertanyaan, yaitu opsi 1 Apakah Anda menerima otonomi khusus untuk Timor Timur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia? dan opsi 2 Apakah Anda menolak otonomi khusus yang diusulkan untuk Timor Timur, yang menyebabkan pemisahan Timor Timur dari Indonesia?” Mantan juru bicara Pemerintah RI dalam pelaksanaan jajak pendapat di Timor Timur, Dino Patti Djalal, mengatakan ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari kejadian tersebut. Antara lain, kurangnya masa persiapan sampai pelaksanaan referendum. "Dalam timeline sempit yang dipaksakan ini, polarisasi antar kelompok semakin tajam, konflik horizontal di lapangan semakin sengit dan situasi semakin panas. Akhirnya banyak kalkulasi yang salah, yang berakhir dengan tragedi. Saya pribadi berpandangan jajak pendapat di Timor Timur perlu waktu persiapan paling tidak 2 tahun — bukan 4 bulan,” kata Dino Patti Djalal sebagaimana dikutip dari Saat dihubungi DW Indonesia, aktivis Amnesty International Indonesia, Papang Hidayat, menyampaikan bahwa referendum Timor Timur merupakan konsekuensi dari resolusi-resolusi PBB yang menyerukan akan hak menentukan nasib sendiri selama 24 tahun terakhir. “Momentum krisis ekonomi 1997 dan reformasi politik Mei 1998 kemudian memfasilitasi keputusan Pemerintah RI untuk menggelar referendum di Timor Timur dengan pengawasan PBB,” paparnya. Referendum Timor Timur dilaksanakan oleh UNAMET United Nations Mission in East Timor yang dibentuk oleh PBB. Hasilnya dari total suara sah, sebanyak suara 78,50% memilih opsi merdeka, sedangkan suara 21,50% memilih opsi tetap bergabung dengan Indonesia. Tingkat partisipasi dalam referendum sangat tinggi, mencapai 98,6% dari seluruh pemilih terdaftar yang tercacat orang. Dengan hasil tersebut Timor Timur resmi lepas dari kekuasaan Indonesia dan untuk sementara berada di bawah otoritas PBB. Pada tanggal 20 Mei 2002 negara Timor Leste secara resmi dideklarasikan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Tokoh perjuangan pembebasan Xanana Gusmao terpilih sebagai presiden pertama. Memperingati 20 tahun referendum, hari Kamis 29/08 pemerintah Timor Leste meresmikan jembatan sepanjang 540 meter yang diberi nama Jembatan Habibie dekat Dili. Nama Habibie digunakan sebagai bentuk penghargaan serta penghormatan rakyat dan pemerintah Timor Leste terhadap jasa presiden ke-3 Republik Indonesia itu dalam jalan panjang kemerdekaan Timor FALINTIL, pasukan bersenjata gerakan kemerdekaan FRETILIN yang berperang bertahun-tahun melawan tentara Indonesia, berpawai dapa deklarasi kemerdekaan Timor Leste, 20 Mei 2002Foto picture-alliance/dpa/Choo Insiden Papua Dalam wawancara dengan jurnalis DW Ayu Purwaningsih di sela-sela acara Religions for Peace di Lindau, Jerman, mantan Presiden Timor Leste Jose Manuel Ramos-Horta mengatakan, Indonesia sekarang adalah salah satu negara paling demoratis dan terbuka di Asia Tenggara, terlepas dari konflik-konflik yang ada. "Ada konfrontasi, ada ketakutan, tetapi demokrasi dan toleransi tetap berlaku di Indonesia. Mereka harus melanjutkan dialog agama, mereka harus mengatasi ketegangan di masyarakat, harus menjaganya dari pengaruh Jamaah Islamiyah dan ISIS,” tutur Horta. Berkaca dari sejarah Timor Leste, Ramos Horta mengimbau Presiden Joko Widodo untuk mengatasi konflik yang ada di Papua secara hati-hati dan dengan menggunakan pendekatan yang humanis. "Di mana pun juga di dunia, kita sebaiknya tidak menggunakan kekuatan militer atau uang dalam mengatasi konflik. Masalah mereka berasal dari hati, pikiran dan perasaan atau jiwa. Papua memiliki masalah berkaitan dengan perasaan, pikiran dan jiwa, jadi bukan ekonomi yang menjadi permasalahan,” kata penerima hadiah Nobel Perdamaian ini. Kepada DW Indonesia, aktivis HAM dari Human Rights Watch, Andreas Harsono, menanggapi tuntutan referendum yang tengah disuarakan para demonstran di Papua beberapa hari terakhir ini. Andreas menjelaskan persoalan yang terjadi Timor Timur dulu berbeda dengan yang terjadi di Papua kini. Sejak tahun invasi 1975 hingga referendum tahun 1999, Timor Timur tidak pernah diakui dalam sidang PBB sebagai bagian dari Indonesia. “Papua Barat beda dengan Timor Timur karena pada 1969, Sidang Umum PBB memenuhi lebih dari 2/3 suara dari seluruh negara anggota PBB. Ia membuat Papua Barat resmi menjadi wilayah Indonesia,” jelas Andreas. Jose Ramos HortaFoto DW/Ayu Purwaningsih Bagaimana kondisi Timor Leste sekarang? Ramos Horta mengatakan, setelah 20 tahun referendum, situasi di Timor Leste sangat baik. Kondisi hubungan antara Indonesia dan Timor Leste juga dirasa sangat baik. Hal ini terbukti dari berbagai kerja sama di bidang politik, pendidikan, ekonomi, serta tingginya angka kunjungan orang antara kedua negara. "Ini adalah hubungan yang baik, dan juga tak lepas dari keberhasilan kepemimpinan politik kita. Kami mempromosikan rekonsiliasi di antara orang-orang Timor Leste, yang terpecah di masa lalu. Kemudian ada normalisasi dan rekonsiliasi dengan Indonesia,” jelas Horta. Benediktus Prabowo, pria asal Jakarta yang saat ini menempuh studi pasca sarjana di Vrije Universiteit Brussels, Belgia, menceritakan pengalamannya berkunjung ke Timor Leste bulan Mei 2019 lalu. Benediktus sempat mengunjungi beberapa wilayah yang ada di Timor Prabowo kanan, berfoto bersama penduduk lokal saat mengunjungi Timor LesteFoto privat Berdasarkan interaksinya dengan warga lokal, Benediktus Prabowo menilai saat ini masyarakat Timor Leste sudah berdamai dengan Indonesia. "Warga Timor Leste sudah melewati masa sakit hati dengan Indonesia. Demonstran pro-demokrasi Timor Leste pernah ditembak secara berentet dan besar-besaran di sekitar pemakaman Santa Cruz, yang dikenal juga sebagai insiden Santa Cruz,” katanya. "Saya meyakini masyarakat Timor Leste memiliki dasar yang ramah terhadap satu sama lainnya dan memiliki rasa kebersamaan yang sangat kental.” rap/ap/hp dari berbagai sumber
Hari ini, Timor Leste memperingati 20 tahun referendum yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB dan menjadi awal mula perjalanannya sebagai negara merdeka dari Indonesia, kantor berita AFP melaporkan, Kamis 29/8/2019. Spanduk dan bendera pun menghiasi Ibu Kota Timor Leste, Dili, di tengah persiapan warga untuk pesta peringatan yang akan dilaksanakan hari ini. Dua puluh tahun merdeka, negara kecil ini mulai bertransisi, meski goyah, menuju demokrasi yang lebih stabil. Pada 30 Agustus 1999, sekitar 80 persen rakyat Timor Timur memilih untuk berpisah dari Indonesia. Pada 1975, militer Indonesia menginvasi koloni bekas Portugal tersebut dan mendudukinya selama 24 tahun. Namun, kegembiraan akan kemerdekaan itu berubah menjadi teror ketika tentara Indonesia dan kelompok milisi melaksanakan pembumihangusan, yang menghancurkan infrastruktur dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi ke sejumlah daerah Indonesia lainnya. Sekitar orang tewas dalam peristiwa itu. Para pemuda Timor Leste yang tinggal di Portugal merayakan pengumuman hasil referendum kemerdekaan Timor Leste, 4 September 1999. Foto Reuters Jumat 30/8, serangkaian acara resmi dan peringatan 20 tahun referendum telah dijadwalkan dengan pejabat tinggi asing, termasuk Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Morrison diharapkan mengesahkan perjanjian perbatasan maritim untuk membuka miliaran pendapatan minyak dan gas lepas pantai. Pendapatan tersebut dipandang sebagai kunci bagi masa depan negara berkembang setengah pulau itu. Perjanjian tersebut telah diratifikasi parlemen Australia bulan lalu. Media Australia melaporkan bahwa Canberra berencana untuk membeli sebuah pangkalan militer yang diperbaiki di Timor Leste dan memasang infrastruktur internet bawah laut yang menghubungkan kedua negara tetangga tersebut. Sementara lanskap politik Timor Leste yang dahulu kacau balau telah pulih, negara itu kini sedang menghadapi krisis uang tunai dengan penurunan tajam pendapatan dari penjualan minyak dan tak banyak sektor ekonomi produktif yang bisa mendorong pertumbuhan. Berdasarkan data Bank Dunia, sekitar 40 persen masyarakat Timor Leste hidup dalam kemiskinan. Para analis menilai kecil kemungkinan bagi Timor Leste untuk bisa secara mandiri mengembangkan lapangan-lapangan minyak dan gas lepas pantainya yang besar. Timor Leste kemungkinan akan meminta bantuan China di tengah kekhawatiran negara lain terhadap meningkatnya kekuatan ekonomi dan militer Beijing. Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak kanan dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison kanan menghadiri konferensi pers bersama di Dili, 30 Agustus 2019. Foto AFP “Jika pemerintah ingin melaksanakannya sendiri, sepertinya mereka akan kewalahan dan kemahalan untuk mengurus sektor tersebut, dan dapat menguras cadangan keuangan negara yang terbatas,” ungkap Damien Kingsbury, seorang profesor politik international Universitas Deakin, Australia. “Bisa jadi mereka akan membutuhkan pinjaman, mungkin dari China, yang membuat Timor Leste akan berhutang budi terhadap negara adidaya Asia itu yang niatnya sendiri belum tentu baik,” tambahnya. Di lain sisi, Timor Leste dan Indonesia telah mengesampingkan masa lalu yang kelam. Pada 2008, sebuah komisi rekonsiliasi dan kebenaran yang dibentuk oleh gabungan Indonesia-Timor Leste menemukan pelanggaran HAM berat selama pendudukan dan referendum pada 1999. Namun, pemimpin kedua negara mengesampingkan penindakan terhadap pimpinan militer dan milisi yang bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut. Mantan presiden Timor Leste Xanana Gusmao dan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, bertukar dokument setelah pertemuan, Jakarta, 22 Juli 2019. Foto Reuters Usaha PBB sendiri untuk menindak para komandan militer – termasuk di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto – atas kejahatan kemanusiaan, juga tak banyak membuahkan hasil. Sejumlah dokumen rahasia yang dipublikasikan minggu ini menunjukkan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah mengetahui selama berbulan-bulan bahwa militer Indonesia mempersenjatai dan menyokong paramiliter di Timor Timur sebelum referendum 1999, kantor berita AFP melaporkan. Peringatan pada Jumat itu akan mengenang kenangan manis-getir bagi Cancio Dos Santos, yang kakak laki-lakinya terbunuh pascareferendum. Jenazahnya tak pernah ditemukan hingga kini. “Saya dipukuli, dan kakak saya dibunuh,” ujar pria 52 tahun tersebut kepada AFP. “Namun, kini kami adalah negara berdaulat dan saya gembira karena dapat hidup merdeka.” Masih sedikit kemajuan yang dicapai dalam mengatasi kemiskinan di berbagai kawasan pedesaan, tempat bermukim hampir 70 persen warga Timor Timur. PBB memperkirakan hampir separuh populasinya tinggal di bawah garis kemiskinan ekstrem dengan penghasilan 1,90 dolar per hari dan separuh dari balita mengalami kelambatan pertumbuhan fisik dan mental sedang hingga parah akibat malnutrisi. [ga/ft,lt/uh] Sumber AFP, AP
- “Siaaap! Tembak!” teriak Kapten Sumitro. Puluhan pria dan anak laki-laki diberondong tembakan hingga roboh dan tewas di tepi sebuah tempat tersembunyi di kejauhan, Beatriz menangis sambil menutup mulutnya. Setelah para tentara pergi, ia menghampiri mayat-mayat itu. Tapi, ia tak mendapati Tomas, suaminya. Ia menjatuhkan diri di tengah mayat yang bergelimpangan dan menangis adegan itu ada pada film Beatriz’s War yang dirilis 2013 lalu. Film ini mengisahkan peran Beatriz, perempuan Timor yang membantu perjuangan bangsanya. Kekejian yang banyak dilakukan tentara Indonesia digambarkan dengan jelas pada film ini. Hingga saat ini, kemerdekaan Timor Timur masih meninggalkan bekas luka di kedua pihak. Di Timor Leste, rentetan kekerasan dari tentara Indonesia menyisakan kepedihan mendalam. Sedangkan di Indonesia sendiri, banyak yang masih dengan emosional tak merelakan “lepasnya Timor Timur.”Padahal aneksasi Timor Timur dulu memang sesuatu yang tak sah dan tak bisa Portugis Dengan luas kilometer persegi, Pulau Timor terbagi menjadi dua Timur dan Barat. Pada era kolonialisme, batas antara wilayah barat dan timur dari pulau ini makin tegas. Portugis dan Belanda memperebutkan Timor, sampai kemudian disetujui pada 1859 bahwa bagian timur dikuasai Portugis, sedangkan bagian barat di bawah kekuasaan lain dengan wilayah-wilayah nusantara di bawah Hindia Belanda, Timor bagian timur bertumbuh dengan sistem dan pengajaran Portugis. Mulai dari menulis dengan bahasa Latin, memperkenalkan dan menggunakan mesin cetak, sekolah formal serta unsur-unsur sosial politik diperkuat dan diperjelas oleh peta wilayah Hindia Belanda yang tidak memasukkan ini sebagai wilayahnya. Yang termasuk Hindia Belanda hanyalah Timor Barat atau sekarang disebut Nusa Tenggara Timur. Karena itulah Timor Timur atau Timor Portugis tidak menjadi bagian dari Indonesia sejak awal. Wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah yang tadinya ada di bawah kekuasaan Hindia rezim Soeharto tak berpikir demikian. Pada 1970an, Timor Portugis sedang bersiap menjadi negara baru yang independen, lepas dari Portugis. Ini karena konstitusi mengharuskan wilayah jajahan Portugis yang sebelumnya berstatus provinsi di luar negeri agar dilepaskan. Tak cuma Timor Timur, tetapi juga Angola, Cape Verde, Guinea Portugis, Mozambik, Sao Tome, dan Principe di Afrika, Makau di Cina, serta India Portugis dibebaskan menentukan yang memerintahkan untuk menarik kekuasaan Portugis di daerah jajahannya itu juga dipengaruhi kemenangan kelompok sayap kiri yang berhasil mengkudeta pemerintahan otoriter sayap partai-partai politik dibentuk sebagai persiapan untuk merumuskan partai União Democrática Timorense UDT menjadi partai pertama di Timor Timur dengan awalnya terdiri dari pemimpin senior administrasi dan pemilik perkebunan, serta pemimpin suku asli. Kedua, Front Revolusioner Independen Timor Timur Fretilin yang terdiri dari pengurus, guru, dan anggota lainnya yang direkrut dari perkotaan. Terakhir muncul Populer Demokrat Asosiasi Timor Apodeti, sebuah partai kecil dengan tujuannya untuk integrasi wilayah ke Indonesia. Namun yang terakhir ini popularitas UDT dan Fretilin yang tercatat saling sengit merebut pengaruh penduduk Timor Timur. Proses menuju penentuan nasib mereka diwarnai dengan konflik internal. Tuduhan UDT terhadap sayap radikal Fretilin yang akan membawa Timor Timor menuju negara komunis menjadi salah satu pemicunya. Masing-masing elite partai masih bisa menahan diri dan dalam batas wajar beradu argumen. Namun tidak di kalangan akar rumput kedua belah pihak. Pertumpahan darah sempat UDT makin terdesak. Di antara mereka, banyak yang lari ke perbatasan dan masuk ke oleh Indonesia Pemerintah dan militer Indonesia melihat dinamika yang terjadi di Portugis itu sebagai momentum untuk menguasai wilayah yang awalnya tidak begitu tertarik untuk mencaplok Timor Timur dengan jalan perang mulai memikirkan kekhawatiran kemenangan Fretilin akan merembet hingga ke perbatasan ini menjadi bahan proposal pengajuan bantuan Indonesia ke Amerika Serikat yang tengah mengalami kekalahan di Vietnam. Konteks Perang Dingin juga berpengaruh. Amerika Serikat tak mau Timor Portugis dikuasai Fretilin yang 1975, pasukan khusus mencoba untuk melakukan serangan awal. Dalam serangan awal ini, lima wartawan yang bekerja untuk jaringan berita Australia dieksekusi oleh tentara Indonesia di kota perbatasan Balibo pada tanggal 16 Oktober 1975. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Balibo Five yang mengakibatkan kemarahan aliansi jurnalis di 7 Desember 1975, Indonesia secara resmi menyerang Timor Timur lewat operasi militer bernama Operasi Seroja. Mobilisasi besar-besaran pasukan militer Indonesia dilakukan mengarah ke kota Dili Timor Timur. Ratusan pasukan penerjun payung turun dari langit kota Dili terlibat kontak senjata langsung dengan pasukan militer Fretilin yang berjuluk Falintil. Ada juga kapal perang yang membawa pasukan untuk segera menyerbu menderita kekalahan. Malam harinya, pasukan Indonesia telah merebut kota Dili. Disusul invasi kedua pada 10 Desember menghasilkan direbutnya kota terbesar kedua pasukan Indonesia terus bertambah di Timor Timur. Dalam buku The War Againts East Timor karya Budiardjo dan Liong menyebutkan, pada Hari Natal, sekitar hingga tentara mendarat di kota Liquisa dan Maubara. Jumlah pasukan terus meningkat, hingga April 1976 Indonesia memiliki sekitar tentara di Timor Timur, dengan lain berdiri di Timor Barat Indonesia. Sebagian besar pasukan ini berasal dari pasukan elit di Indonesia. Pada akhir 1976, tentara menduduki Dili dan lainnya telah dikerahkan di seluruh Timor pasukan Fretilin yang kalah jumlah mendesaknya untuk masuk hutan dan pegunungan. Dengan tetap melawan, taktik pertempuran gerilya mereka terapkan. Serangan tentara Indonesia berlangsung sangat brutal menembaki warga sipil dan apa saja yang kekerasan brutal terjadi di bumi Lorosae terhitung sejak invasi pertama 1975 sampai 1999. Termasuk pembantaian Santa Cruz terhadap ratusan pemuda yang berdemo damai membentangkan bendera Fretilin meneriakkan pro-kemerdekaan 250 pemuda tewas diberondong tembakan oleh tentara mulai 17 Juli 1976, pemerintah Indonesia mengenalkan wilayah Timor Timur sebagai provinsi ke-27. Pemahaman ini segera diajarkan di sekolah-sekolah dan seluruh siaran nasional. Indonesia menempatkan para nasionalis Timor Timur sebagai pemberontak dan separatis yang harus korban tewas sulit diperkirakan secara tepat. CAVR Commission for Reception, Truth and Reconciliation melaporkan korban kematian terkait konflik setidaknya berjumlah orang. Dari jumlah tersebut, sekitar orang dibunuh atau hilang, dan sekiyar orang meninggal karena kelaparan atau sakit parah. Angka-angka tersebut mewakili perkiraan minimum dari CAVR yang temuannya diklaim berbasis kebenaran tersebut juga menyatakan pasukan Indonesia harus bertanggung jawab atas sekitar 70% dari pembunuhan dan kekerasan. Beberapa jenderal saat ini yang masih hidup disebut terlibat dalam pelanggaran HAM. Global Policy menyebut, Wiranto bertanggung jawab atas pelanggaran HAM berat yang terjadi di Timor Timur selama invasi Indonesia. Disusul dengan keterlibatan Prabowo Subianto yang mengkoordinasikan pembantaian di Kraras, desa terpencil di pegunungan Timor Timur yang kala itu berjuluk kampung janda karena hampir semua laki-laki dewasa dieksekusi Amerika untuk Indonesia Wabah Perang Dingin melanda seluruh dunia. Tak terkecuali negara-negara yang telah memilih sikap Non-Blok seperti Indonesia. Dalam konteks Timor Timur, peranan Amerika sebagai Blok Barat sulit untuk dipungkiri. Mereka memandang Fretilin yang berhaluan komunis harus segera ditumpas karena merepresentasikan kekuatan Blok Timur. Maka, Indonesia pun sukses menggalang dukungan dari negara-negara Barat tak hanya dari Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat menyediakan analisis rinci soal unit militer Indonesia yang menggunakan banyak peralatan militer dari Amerika Serikat. Para penerjun yang turun di langit Dili juga dilatih oleh Amerika, ditambah bantuan pesawat C-47 dan C-130 yang mengangkut para pasukan. Di bawah pemerintahan Carter, Amerika Serikat menggelontorkan dana lebih dari $250 juta untuk membantu militer Indonesia menyerang Timor Timur antara 1975 sampai 1979. Para pejabat pemerintahan Clinton dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh New York Times telah mengatakan bahwa Soeharto adalah pemimpin yang menderegulasi ekonomi Indonesia dan membuka kran Indonesia bagi investor asing. "Dia semacam orang kami," kata seorang pejabat senior yang sering menangani administrasi kebijakan Raya, seperti dilaporkan The Guardian, juga tercatat turut andil dalam invasi Indonesia ke Timor Timur. Bantuan mereka berupa pelatihan militer bagi prajurit-prajurit Indonesia. Inggris menghabiskan £1 juta untuk pelatihan militer di Indonesia. Sebanyak 24 tentara angkatan senior dilatih di perguruan tinggi militer Inggris. Dan ada 29 petugas indonesia lainnya belajar di lembaga lain dengan tujuan yang sama datang dari Australia. Clinton Fernandes dalam bukunya berjudul Reluctant Saviour Australia, Indonesia and East Timor mengatakan pemerintah Australia lewat Fraser, Hawke, dan Keating diduga bekerja sama dengan militer Indonesia dan Presiden Soeharto terkait kondisi Timor Timur dan untuk melestarikan kekuasaan Indonesia di wilayah suara pecah dan protes warga Australia terjadi ketika kasus penembakan lima wartawan di Balibo terjadi. Apalagi sejarah mencatat orang Timor membantu pasukan Australia melawan Jepang pada Perang Dunia Kedua. Pada akhirnya, Australia yang menjadi negara pertama mendukung dilaksanakannya referendum untuk mengantarkan Timor Timur mencapai kemerdekaannya. Infografik Mozaik Jalan Panjang Kemerdekaan Timor Leste. Merdeka Timor Leste Jatuhnya Soeharto setelah 32 tahun berkuasa membangun rezim Orde Baru membawa angin segar bagi rakyat Timor Timur. Referendum kemerdekaan yang dinanti-nanti akhirnya terlaksana atas permintaan Presiden Habibie ke Kofi Annan, Sekretaris Jendral PBB pada 27 Januari di Timor Timur pada 30 Agustus 1999, tepat hari ini 20 tahun lalu, rakyat Timor Timur diajukan dua pertanyaan dalam mekanisme voting. Pertama, apakah anda menerima otonomi khusus untuk Timor Timur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. dan kedua, apakah anda menolak otonomi khusus yang diusulkan untuk Timor Timur, yang menyebabkan pemisahan Timor Timur dari dari total 438,968 suara, sebanyak atau 78,50 persen rakyat Timor Timur memilih opsi kedua. Mereka menolak otonomi khusus dan memilih berpisah dengan Indonesia. Sedangkan sisanya sebanyak suara atau 21,50 persen memilih menerima otonomi khusus dan bergabungnya Timor Timur ke ke-27 Indonesia itu akhirnya lepas dari Indonesia dan memperoleh status resminya sebagai negara anggota PBB pada 20 Mei 2002. Mereka yang memilih tetap menjadi bagian dari Indonesia lantas berbondong-bondong mengungsi, menyeberang ke Nusa Tenggara data dari Satkorlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Provinsi NTT tahun 2005, total warga eks Timtim sesuai data lama itu sebanyak kepala keluarga KK atau jiwa yang terdiri atas jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Jumlah terbanyak tinggal di Kabupaten Belu yakni sebanyak KK atau jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa kisah Timor Leste yang pernah dianeksasi Indonesia, bangsa yang juga lahir karena melawan kolonialisme. Menyebut "Timor Timur lepas dari wilayah Indonesia,” tidaklah tepat, sebab sejak awal sebagian besar mereka ingin mendirikan negara sendiri, yang kemudian malah dicaplok wilayahnya oleh Indonesia dengan cara tidak sah.==========Artikel ini pertama kali ditayangkan pada 31 Agustus 2016 dengan judul "Mengingat Referendum, Jalan Panjang Kemerdekaan Timor Leste". Kami melakukan penyuntingan ulang dan menerbitkannya kembali untuk rubrik Mozaik. - Politik Penulis Tony FirmanEditor Ivan Aulia Ahsan
DILI, - Jawaban dari kapan Timor Leste merdeka adalah 20 Mei 2002, menurut profil negara tersebut di situs web Kementerian Luar Negeri Indonesia. Hari kemerdekaan Timor Leste juga disebut Hari Restorasi Kemerdekaan. Sebelum merdeka, Timor Leste adalah provinsi di Indonesia yang bernama Timor Timur. Pada 30 Agustus 1999, Timor Timur mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk memilih lepas atau tetap di juga 21 Tahun Merdeka dari Indonesia, Pengangguran Timor Leste Masih Tinggi, Ini Sebabnya Bagaimana Timor Leste merdeka? Shutterstock Ilustrasi Bendera Timor LesteKronologi bagaimana Timor Leste merdeka secara keseluruhan bermula dari masa penjajahan bangsa Portugis. Dikutip dari KompasTren, Portugis datang ke Timor Timur pada 1520, disusul Belanda dan Jepang yang juga berebut menguasai wilayah tersebut. Portugis lalu memberikan bagian barat Timor Timur ke Belanda. Sementara, Jepang menguasai Timor Timur pada 1942-1945. Selama 1962-1973, Sidang Umum PBB mengakui hak Timor Timur untuk menentukan nasib sendiri. Namun, Portugal menolak mengakuinya dan mengakui Timor Timur sebagai provinsinya, setara dengan provinsi-provinsi lainnya. Setahun kemudian pada 1974, terdapat Revolusi April yang memulihkan demokrasi di Portugal dan Pemerintah Portugal menghormati hak penentuan nasib sendiri untuk Timor Timur. Menindaklanjuti progres ini, pada Mei 1974 dibentuklah Komite Penentuan Nasib Sendiri Timor Timur di Dili, yang saat ini menjadi ibu kota negara Sejumlah pengamat independen yang berkunjung ke Timor Timur menilai mayoritas masyarakat di sana menolak berintegrasi atau bergabung dengan Indonesia. Perbedaan budaya sebagai salah satu alasan utamanya. Baca juga Profil Xanana Gusmao, Presiden Pertama Timor Leste Setelah Jepang kalah di Perang Dunia II, Portugis kembali menguasai Timor Timur pada 1975. Tanggal 28 November 1975, Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis, yang diumumkan oleh Perdana Menteri Xavier do Amaral dan Partai Front Revolusi Kemerdekaan Timor Leste FRETILIN. Namun, pihak FRETILIN mengambil peran semi-pemerintah yang menimbulkan polemik bagi partai-partai lain dengan misi masing-masing. KOMPAS/Johnny TG Komandan Forcas Armadas da Libertacao Timor Leste Falintil Kay Rala Xanana Gusmao yang masih berada status tahanan rumah, mendaftar untuk ikut Jajak Pendapat atau Referendum di Timor Timur di gedung lantai 5 Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih Jakarta. Referendum diadakan pada 11-27 Agustus 1999 untuk menentukan Timor Timur merdeka atau tetap dibawah dari KompasGlobal 28/11/2021, tak berselang lama setelah Timor Timur mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis, pasukan Indonesia datang pada 7 Desember 1975. Pada 1976, Indonesia menyatakan Timor Leste sebagai Provinsi Timor Timur. Pemerintah RI juga terus berupaya melakukan pembangunan di sana, tetapi ada golongan yang tidak puas dan melakukan tindakan waktu itu partai di Timor Timur ada tiga, yakni FRETILIN, Uni Demokrat Timur UDT, dan Associacao Popular Timorense APODETI. FRETILIN ingin Timor Timur merdeka dan berdaulat sepenuhnya. UDT mau kemederkaan secara bertahap, sedangkan APODETI meminta Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia. Keinginan yang berbeda-beda itu menimbulkan perpecahan dan terjadi perang saudara. Konflik tersebut menimbulkan banyak korban, termasuk dari rakyat sipil. Kemudian, UDT dan APODETI meminta bantuan Indonesia untuk merendam situasi ini. Indonesia pun mengirimkan pasukannya ke Timor Timur. Baca juga 28 November 1975 Deklarasi Kemerdekaan Timor Leste dari Portugis Upaya meredakan konflik terus dilakukan Pemerintah Indonesia hingga membawa masalah ini ke PBB. Sebelumnya, Indonesia sempat melakukan perundingan dengan Portugal. Kedua negara itu membuat perjanjian referendum di Timor Leste pada 5 Mei 1999 yang dikenal sebagai New York Agreement. PBB ikut mengawal masalah ini dan membentuk United Nations Mission in East Timor UNAMET pada 11 Juni 1999. Dewan Keamanan PBB juga menetapkan resolusi 1246 yaitu kesepakatan antara Indonesia, Portugis, dan PBB untuk menggelar referendum. Referendum Timor Timur KompasTren menuliskan, pada 30 Agustus 1999 Timor Timur mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk memilih lepas atau tetap bersama Indonesia. Referendum ini didukung PBB. Saat itu rakyat Timor Timur hidup dalam konflik, kelaparan, hingga penyakit. Tercatat, lebih dari korban meninggal dari dampak tersebut. Pada 31 Agustus 1999, penentuan pendapat untuk menentukan masa depan Timor Timur berlangsung lancar. Pemilih yang berpartisipasi dalam referendum mencapai 90 persen, sehingga penentuan pendapat tidak berlangsung lama. Selanjutnya, PBB mengumumkan hasil jajak pendapat pada 4 September 1999. Dari sekitar pemilih, sebanyak 78,5 persen warga Timor Timur menolak otonomi, 21 persen memilih otonomi, dan 1,8 persen dinyatakan tidak sah. Sekjen PBB saat itu yakni Kofi Annan mengatakan, hasil tersebut menunjukkan penduduk Timor Timur menginginkan memisahkan diri dari Indonesia. Baca juga ASEAN Sepakat Mengakui Timor Leste sebagai Anggota Timor Leste kemudian resmi menjadi negara baru pada 20 Mei 2022. Sumber Penulis Retia Kartika Dewi, Nur Fitriatus Shalihah, Tito Hilmawan Reditya Editor Rizal Setyo Nugroho, Tito Hilmawan Reditya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
kemerdekaan timor leste sebagai negara yang berdaulat telah membawa dampak